Wednesday, 25 November 2015

KAJIAN FENOMENOLOGI PADA PUISI DOA EMBUN KARYA DULROKHIM DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT


KAJIAN FENOMENOLOGI PADA PUISI DOA EMBUN 
KARYA DULROKHIM DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT
Kartikasari F.

Abstrak
Kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dilakukan dengan mencari lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis. Kajian lapis bunyi/ suara menghasilkan aliterasi, asonansi dan pola persajakan yang ada pada puisi tersebut. Lapis selanjutnya menghasilkan objek-objek penting, latar, pelaku dan dunia pengarang. Lapis dunia menghasilkan kata-kata kias yang ada yakni anak-anak Adam dan ayat-ayat langit. Lapis metafisis menghasilkan perenungan suci teradap Tuhan yang diperoleh pembaca setelah membaca puisi tersebut. Kajian puisi ini akan lebih efektif jika dalam pembelajaran menggunakan metode cooperative script.
Kata Kunci: fenomenologi, puisi, pembelajaran


I.        PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Menurut Pradopo puisi adalah karya sastra yang kompleks pada setiap lariknya mempunyai makna yang dapat ditafsirkan secara denotatif atau pun konotatif. Puisi merupakan suatu karya sastra yang inspiratif dan mewakili makna yang tersirat dari ungkapan batin seorang penyair. Sehingga setiap kata atau kalimat tersebut secara tidak langsung mempunyai makna yang abstrak dan memberikan imaji terhadap pembaca. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat membentuk suatu bayangan khayalan bagi pembaca, sehingga memberikan makna yang sangat kompleks.
Pembelajaran puisi erat kaitannya dengan makna yang terkandung dalam suatu puisi. Untuk mengetahui makna pada suatu puisi, siswa harus mengkaji puisi tersebut terlebih dahulu. Pengkajian suatu puisi akan lebih mudah apabila menggunakan metode tertentu. Dengan menggunakan metode kajian tertentu, makna dalam suatu puisi akan lebih mudah dipahami. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengkajian puisi adalah fenomenologi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan disajikan kajian fenomenologi puisi Doa Embun karya Dulrokhim dan relevansi pembelajarannya menggunakan metode cooperative script.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim?
2.      Bagaimanakah relevansi pembelajaran kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dengan metode cooperative script?

C.     Tujuan
1.      Mendeskripsikan kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
2.      Mendeskripsikan relevansi pembelajaran kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dengan metode cooperative script.

II.     KAJIAN TEORITIS
  1. Kajian Fenomenologi
Analisis fenomenologis adalah analisis terhadap suatu puisi yang bertujuan untuk mengetahui fenomena eksistensi yang terdapat dalam sebuah puisi. Analisis fenomenologis dalam sebuah puisi merupakan analisis norma-norma karya sastra, norma itu merupakan kenyataan yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri, bukan dari luar karya sastra. Analisis norma tersebut meliputi lima lapis, yaitu lapis bunyi, lapis arti, lapis dunia pengarang, lapis dunia yang implisit, dan yang terakhir lapis metafisika.
1.      Lapis Bunyi/Suara
Lapis bunyi adalah analisis terhadap deretan bunyi-bunyi fonem yang tersusun dalam sebuah puisi. Tujuannya agar dapat mengetahui fonem apa saja yang dominan dalam puisi tersebut dan dapat mengelompokkan aliterasi, asonansi, eufoni, juga kakofoni. Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, sedangkan asonansi adalah pengulangan bunyi vocal dari kata-kata yang berurutan. Eufoni adalah orkestrasi bunyi yang merdu. Yang termasuk eufoni adalah ombinasi bunyi: g, b, d, dengan bunyi sengau m, n, ng, ny, bunyi liquida r, l menimbulkan orkestrasi yang merdu. Sedangkan kakofoni adalah orkestrasi bunyi yang parau. Yang termasuk dalam kakofoni adalah bunyi konsonan k, p, t, s adalah bunyi yang tak bersuara yang menimbulkan suara yang parau yang tidak enak didengar, tajam di telinga, dan menyesakkan dada.
Semua satuan bunyi yang berdasarkan konvensi tertentu. Lapis bunyi ini haruslah ditunjukan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat istimewa atau khusus, yaitu yang dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni. Misal, asonansi (huruf vokal), aliterasi (huruf konsonan) dan pola sajak.

2.      Lapis Arti
Analisis lapis arti ialah analisis satuan arti yang berupa kata, kelompok kata, atau kalimat. Arti kata-kata dalam puisi terkadang bukanlah merupakan arti sebenarnya (denotasi), tetapi merupakan kata yang bermakna tidak sebenarnya atau sering disebut makna pinjaman (konotasi).
Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Itu semua merupakan satuan arti.

3.      Lapis Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku dan Dunia Pengarang
Analisis lapis dunia pengarang adalah analisis terhadap isi cerita dalam puisi berdasarkan sudut pengarangnya. Analisis ini biasanya menceritakan isi puisi benar-benar dari sudut pengarangnya, menceritakan apa adanya yang dapat ditemukan dari puisi. Analisis ini bisa berupa parafrasa dari puisi tersebut, yaitu pengungkapa kembali dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian, dengan maksud menjelaskan makna yang tersembunyi.
Objek-objek yang dikemukakan: hal-hal penting yang terdapat dalam puisi. Latar yang dikemukakan tempat dan waktu. Selain itu juga disampaikan pelaku atau tokoh. Dunia pengarang ceritanya, yang merupakan dunia yang diciptakan oleh pengarang, ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukkan, latar, pelaku serta struktur ceritanya (alur).

4.      Lapis Dunia
Analisis lapis dunia yang implisit adalah analisis terhadap sugesti-sugesti atau kiasan yang terdapat dalam sebuah puisi. Menemukan makna tersirat yang ada dalam puisi. Hal ini berkaitan dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak langsung. Lapis dunia yang sebenarnya sudah tidak usah dinyatakan tetapi sudah implisit.

5.      Lapis Metafisis
Analisis lapis metafisika adalah analisis sifat-sifat atau kualitas metafisis, yang terlihat dari sebuah puisi, cerita yang tragis, yang mengerikan, atau yang suci. Sifat-sifat inilah yang membuat pembaca merenungkan apa yang dikemukakan oleh sajak itu. Lapis metafisis menyebabkan pembaca berkontemplasi.

  1. Metode Pembelajaran Cooperatif Script
1.      Pengertian Metode Cooperative Script
Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah (tugas). Adapun pengertian
Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut :
a.       Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b.      Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah.
c.       Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4–6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Maka dari itu pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa.
Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “Cooperative” dan “Script”. Kata cooperative berasal dari kata “Cooperate” yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata “Cooperation“ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan. Sedangkan kata “Script” berasal dari kata “Script” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang  dipelajari.
Sedangkan menurut Slavin R. E., Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode Skrip Kooperatif. Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Setiap siswa dituntut untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan patnernya. Pada pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative script benar-benar memberdayakan potensi siswa Dansereau, Learning Strategi Research, (Inj. Segal S. Chipman dan R. Bloser Eds, 1985 ), untuk mengaktualisasi-kan pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembang-kan saat ini.

2.      Langkah-langkah Metode Cooperative Script
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut:
a.       Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.      Guru membagikan wacana/ materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.       Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.        Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
g.       Penutup



III.   METODE PENELITIAN
A.     Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim yang terdiri lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis.

B.     Sumber Penelitian
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah puisi Doa Embun karya Dulrokhim yang ada pada antologi puisi yang berjudul Tengara Getar Lengkara. Berikut ini identitas buku tersebut.
Judul                            : Tengara Getar Lengkara
Penerbit                        : KOPISISA Purworejo
Kota Terbit                  : Purworejo
Edisi Penerbitan            : 2014
Jumlah Halaman            : 146

C.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data-data yang telah ditemukan. Berikut ini langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan.
1.      Memahami teori kajian fenomenologi dengan baik.
2.      Membaca puisi Doa Embun karya Dulrokhim dengan cermat.
3.      Mencari lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
4.      Mencatat data yang telah ditemukan.

D.     Teknik Analisis Data
1.      Menentukan teks yang akan dipakai sebagai objek penelitian yaitu puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
2.      Mengklasifikasi unsur-unsur puisi tersebut sesuai dengan kajian fenomenologi yang meliputi lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis.
3.      Menganalisis unsur-unsur puisi tersebut sesuai dengan kajian fenomenologi yang meliputi lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis.
4.      Membuat kesimpulan dari deskripsi dan analisis fenomenologi puisi Doa Embun karya Dulrokhim.

E.      Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode informal. Penyajian informal yaitu berupa rumusan dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:144-159). Alasan digunakannya metode informal dalam penyajian hasil analisis karena penelitian ini bersifat deskriptif.

IV.  PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A.     Penyajian Data
1.      Lapis Bunyi atau Suara
Literasi dan Asonansi
Baris
Bait
Konsonan
Vokal
Satu
I
m (5), b (3), n (3), j (1), l (4), d (2), r (3), g (1), h (1), t (1)
e (4), u (3), a (6), i (3), o (1)
Dua
I
b (2), n (7), g (1), y (2), m (3), l (1), d (2), k (3), s (1)
e (3), i (1), a (10), u (2), o (1)
Tiga
I
k (1), l (1), n (7), y (2), b (2), r (3), d (1), t (2), g (3), m (2), h (1)
i (4), a (7), u (2), e (4)
Empat
I
s (2), j (1), k (3), n (6), y (1), m (3), l (1), t (1), g (1), d (3)
e (3), u (3), a (9)
Satu
II
m (2), b (1), n (3), g (2), h (2), p (1), c (1), k (4), t (1), y (1), r (1)
e (2), u (4), i (5), a (3)
Dua
II
b (3), l (5), r (4), n (2), y (1), m (1), g (1), s (1), r (1), z (1), k (1)
u (3), i (5), a (3), e (3)
Tiga
II
m (1), l (2), n (4), t (3), k (1), y (2), g (1)
e (1), a (7), u (1)
Empat
II
m (2), n (3), g (2), b (1), p (1), h (2), t (2), y (1), s (1)
e (3), u (2), i (4), a (3)
*Angka dalam kurung menunjukkan jumlah fonem tersebut dalam setiap barisnya.
Pola Persajakan
Embun menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Beningnya menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Kilaunya berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya melumatkan nafsu angkara dan dendam

Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Bulir-bulirnya mengalir selalu berdzikir
Melantunkan ayat-ayat langit
Mengembuni perih hatiku yang sakit

2.      Lapis Arti
Data yang digunakan untuk membahas lapis arti adalah keseluruhan kata dalam puisi. Dalam lapis arti ini, puisi akan diartikan perbaitnya. Berikut data yang disajikan.
Doa Embun
Embun menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Beningnya menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Kilaunya berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya melumatkan nafsu angkara dan dendam

Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Bulir-bulirnya mengalir selalu berdzikir
Melantunkan ayat-ayat langit
Mengembuni perih hatiku yang sakit



3.      Lapis Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku, dan Dunia Pengarang
Aspek
Kata
Letak dalam Puisi



Objek Penting
embun, bulir-bulir doa
baris 1 bait I
luka dosa, anak-anak Adam
baris 2 bait I
kilaunya, hati
baris 3 bait I
nafsu angkara, dendam
baris 4 bait I
embun, pucuk hati
baris 1 bait II
bulir-bulir
baris 2 bait II
ayat-ayat langit
baris 3 bait II
Hati
baris 4 bait II
Latar
tengah malam (latar waktu)
baris 1 bait I
Pelaku
hatiku
baris 1 bait II

4.      Lapis Dunia
Lapis dunia meliputi kata-kata kias yang ada dalam sebuah puisi. Berikut ini kata-kata kias yang ditemukan dalam puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
a.       Anak-anak Adam
b.      Ayat-ayat langit

5.      Lapis Metafisis
Data yang digunakan untuk mengkaji lapis metafisis meliputi keseluruhan puisi. Hal tersebut karena lapis metafisis membahas tentang perenungan yang diperoleh pembaca setelah membaca puisi tersebut.

B.     Pembahasan
1.      Lapis Bunyi atau Suara
Literasi dan Asonansi
Bait I
Embun menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Dari baris pertama bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “m” yang dibuktikan dengan kata embun, menjelma, dan malam. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata menjelma, dari, doa, tengah dan malam.

Beningnya menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Dari baris kedua bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n” yang dibuktikan dengan kata beningnya, menyembuhkan, dan anak-anak. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata beningnya, menyembuhkan, luka dosa, anak-anak dan Adam.

Kilaunya berdenting menerangi hati yang buram
Dari baris ketiga bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n” yang dibuktikan dengan kata kilaunya, berdenting, menerangi, dan yang. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata kilaunya, menerangi, hati, yang dan buram.

Sejuknya melumatkan nafsu angkara dan dendam
Dari baris keempat bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n” yang dibuktikan dengan kata sejuknya, melumatkan, nafsu, sangkara dan dan dendam. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata sejuknya, melumatkan, nafsu, angkara, dan  dan dendam.

Bait II
Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Dari baris pertama bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “k” yang dibuktikan dengan kata pucuk, hatiku dan kikir. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata menghiasi, hatiku dan kikir.

Bulir-bulirnya mengalir selalu berdzikir
Dari baris kedua bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “l” yang dibuktikan dengan kata bulir-bulirnya, mengalir dan selalu. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata bulir-bulirnya, mengalir dan berdzikir.



Melantunkan ayat-ayat langit
Dari baris ketiga bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n” yang dibuktikan dengan kata melantunkan dan langit. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata melantunkan, ayat-ayat dan langit.

Mengembuni perih hatiku yang sakit
Dari baris keempat bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n” yang dibuktikan dengan kata mengembuni dan yang. Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata mengembuni, perih, hatiku dan sakit.

Pola Persajakan
Pola persajakan yang ditemukan pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim adalah aaaa dan aabb. Berikut ini pola persajakan puisi tersebut.
Embun menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Bersajak aaaa
 
Beningnya menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Kilaunya berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya melumatkan nafsu angkara dan dendam

Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Bersajak aabb
 
Bulir-bulirnya mengalir selalu berdzikir
Melantunkan ayat-ayat langit
Mengembuni perih hatiku yang sakit

2.      Lapis Arti
Bait I
Bait I mengisahkan tentang embun yang diumpamakan berasal dari bulir-bulir doa di tengah malam. Embun yang berasal dari bulir-bulir doa tersebut dapat menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam yang mengandung maksud, doa dapat mengurangi dosa-dosa yang telah dilakukan oleh banyak manusia. Dengan berdoa, hati yang buram akan merasa tenang. Dengan berdoa, kita dapat melumatkan nafsu angkara dan dendam. Hal tersebut memiliki maksud bahwa dengan berdoa akan menghilangkan nafsu angkara dan dendam yang mungkin timbul di hati manusia. Jadi bait I menjelaskan atau memiliki arti bahwa manusia yang berdoa akan memiliki jiwa yang tenang dan dijauhkan dari angkara murka serta dendam.
Bait II
Bait II memiliki arti bahwa embun yang pada bait pertama dijelaskan berasal dari bulir-bulir doa tersebut dapat menghiasi hati seseorang yang kikir. Hal tersebut dapat dilakukan oleh seseorang yang selalu berdzikir. Berdzikir dalam hal ini adalah melantunkan ayat-ayat langit (Al- Quran). Hal tersebut dapat mengembuni perih hati yang sakit atau hati yang banyak melakukan hal tercela. Embun yang dimaksudkan dapat menyejukkan hati seseorang adalah embun yang berasal dari bulir-bulir doa dari orang yang selalu berdzikir dengan melantunkan ayat-ayat Al-Quran.

3.      Lapis Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku, dan Dunia Pengarang
Objek-objek yang dikemukakan dalam puisi merupakan objek-objek yang penting. Objek-objek tersebut dapat ditemukan dalam setiap baris puisi tersebut. Objek yang penting ditandai dengan harus hadirnya objek tersebut agar baris dalam puisi tersebut dapat diketahui maknanya. Objek penting yang telah ditemukan antara lain embun, bulir-bulir doa, luka dosa, anak-anak Adam, kilaunya, hati, nafsu angkara, dendam, embun, pucuk hati, bulir-bulir, ayat-ayat langit.
Latar yang ada dalam puisi tersebut adalah latar waktu. Baris yang menunjukkan latar waktu adalah “Embun menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam”. Kata tengah malam menunjukkan latar waktu yang ada pada puisi tersebut.
Pelaku yang ada dalam puisi tersebut adalah tokoh aku. Hal tersebut dapat dilihat pada baris “Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir dan “Mengembuni perih hatiku yang sakit”. Kata –ku berasal dari kata aku yang menunjukkan tokoh yang ada dalam puisi tersebut.
Dunia pengarang ceritanya, merupakan dunia yang diciptakan oleh pengarang, ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukkan, latar, pelaku serta struktur ceritanya (alur). Jalinan yang diperoleh adalah embun diumpamakan bulir-bulir doa yang dapat menyembuhkan luka dosa dari anak-anak Adam. Kilaunya dapat menenangkan hati dan terjauh dari nafsu angkara dan dendam. Embun dapat menyejukkan pucuk hati dengan bulir-bulir yang dilantunkan dengan ayat-ayat langit.

4.      Lapis Dunia
Analisis lapis dunia yang implisit adalah analisis terhadap sugesti-sugesti atau kiasan yang terdapat dalam sebuah puisi. Menemukan makna tersirat yang ada dalam puisi. Analisis lapis ini dilakukan dengan mencari kata-kata kias yang ada pada puisi tersebut. Kata-kata kias yang ditemukan adalah anak-anak Adam dan ayat-ayat langit.
Kata anak-anak Adam memiliki arti seluruh manusia yang ada di dunia. Orang Islam memiliki kepercayaan bahwa seluruh manusia di bumi ini adalah keturunan Nabi Adam. Kata ayat-ayat langit memiliki arti Al-Quran. Al-Quran merupakan kitab suci agama Islam yang diyakini bahwa wahyu-wahyu yang ada di dalamnya merupakan firman Allah SWT yang turun dari langit.

5.      Lapis Metafisis
Analisis lapis metafisika adalah analisis sifat-sifat atau kualitas metafisis, yang terlihat dari sebuah puisi, cerita yang tragis, yang mengerikan, atau yang suci. Sifat-sifat inilah yang membuat pembaca merenungkan apa yang dikemukakan oleh sajak itu. Setelah membaca puisi tersebut, pembaca akan memiliki perenungan yang suci. Pembaca yang memahami makna dari puisi tersebut akan mengubah sikap-sikapnya selama ini yang mungkin masih banyak yang tercela dengan memperbanyak berdoa dan berdzikir melantunkan ayat-ayat Al-Quran.

6.      Relevansi Pembelajaran Puisi Doa Embun karya Dulrokhim dengan Metode Cooperative Script
a.      Standar Kompetensi
Pembelajaran pada makalah ini disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran puisi pada kelas X terdapat pada standar kompetensi 5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.


b.      Kompetensi Dasar
5.1  Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman  
5.2  Mengungkan isi suatu puisi yang disampaikan  secara langsung ataupun melalui rekaman

c.       Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Cooperative Script
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut:
1)      Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2)      Guru menjelaskan materi tentang kajian fenomenologi untuk menganalisis puisi.
3)      Guru membagikan puisi Doa Embun karya Dulrokhim kepada setiap siswa untuk dibaca dan menganalisisnya dengan kajian fenomenologi.
4)      Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
5)      Pembicara membacakan puisi tersebut dan hasil analisisnya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
6)      Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
7)      Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
8)      Penutup

V.     SIMPULAN DAN SARAN
A.     Simpulan
Kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dilakukan dengan mencari lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis. Kajian lapis bunyi/ suara menghasilkan aliterasi, asonansi dan pola persajakan yang ada pada puisi tersebut. Lapis selanjutnya menghasilkan objek-objek penting, latar, pelaku dan dunia pengarang. Lapis dunia menghasilkan kata-kata kias yang ada yakni anak-anak Adam dan ayat-ayat langit. Lapis metafisis menghasilkan perenungan suci teradap Tuhan yang diperoleh pembaca setelah membaca puisi tersebut. Kajian puisi ini akan lebih efektif jika dalam pembelajaran menggunakan metode cooperative script.

B.     Saran
1.      Untuk guru, sebaiknya melakukan pembelajaran yang menarik dengan berbagai metode.
2.      Untuk siswa, sebaiknya menganalisis puisi dengan baik dan benar agar dapat meresapi makna yang ada di dalamnya.

VI.  DAFTAR PUSTAKA
Penyair Kopisisa. 2014. Tengara Getar Lengkara. Purworejo. Kopisisa Purworejo
Pradopo, Rahmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press
Waluyo, Herman J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga

No comments:

Post a Comment

“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”