KAJIAN FENOMENOLOGI PADA PUISI DOA EMBUN
KARYA DULROKHIM DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DENGAN
METODE COOPERATIVE SCRIPT
Kartikasari F.
Surel: ksari8015@gmail.com
Abstrak
Kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dilakukan
dengan mencari lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang
dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis
metafisis. Kajian lapis bunyi/ suara menghasilkan aliterasi, asonansi dan pola
persajakan yang ada pada puisi tersebut. Lapis selanjutnya menghasilkan
objek-objek penting, latar, pelaku dan dunia pengarang. Lapis dunia
menghasilkan kata-kata kias yang ada yakni anak-anak
Adam dan ayat-ayat langit. Lapis
metafisis menghasilkan perenungan suci teradap Tuhan yang diperoleh pembaca
setelah membaca puisi tersebut. Kajian puisi ini akan lebih efektif jika dalam
pembelajaran menggunakan metode cooperative
script.
Kata Kunci: fenomenologi, puisi,
pembelajaran
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Pradopo
puisi adalah karya sastra yang kompleks pada setiap lariknya mempunyai makna
yang dapat ditafsirkan secara denotatif atau pun konotatif. Puisi merupakan
suatu karya sastra yang inspiratif dan mewakili makna yang tersirat dari
ungkapan batin seorang penyair. Sehingga setiap kata atau kalimat tersebut
secara tidak langsung mempunyai makna yang abstrak dan memberikan imaji
terhadap pembaca. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat membentuk suatu
bayangan khayalan bagi pembaca, sehingga memberikan makna yang sangat kompleks.
Pembelajaran
puisi erat kaitannya dengan makna yang terkandung dalam suatu puisi. Untuk
mengetahui makna pada suatu puisi, siswa harus mengkaji puisi tersebut terlebih
dahulu. Pengkajian suatu puisi akan lebih mudah apabila menggunakan metode
tertentu. Dengan menggunakan metode kajian tertentu, makna dalam suatu puisi
akan lebih mudah dipahami. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
pengkajian puisi adalah fenomenologi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
disajikan kajian fenomenologi puisi Doa
Embun karya Dulrokhim dan relevansi pembelajarannya menggunakan metode cooperative script.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim?
2.
Bagaimanakah relevansi pembelajaran kajian
fenomenologi pada puisi Doa Embun karya
Dulrokhim dengan metode cooperative
script?
C.
Tujuan
1.
Mendeskripsikan kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
2.
Mendeskripsikan relevansi pembelajaran kajian
fenomenologi pada puisi Doa Embun karya
Dulrokhim dengan metode cooperative
script.
II.
KAJIAN TEORITIS
- Kajian Fenomenologi
Analisis fenomenologis adalah analisis terhadap
suatu puisi yang bertujuan untuk mengetahui fenomena eksistensi yang terdapat
dalam sebuah puisi. Analisis fenomenologis dalam sebuah puisi merupakan
analisis norma-norma karya sastra, norma itu merupakan kenyataan yang
terkandung dalam karya sastra itu sendiri, bukan dari luar karya sastra.
Analisis norma tersebut meliputi lima lapis, yaitu lapis bunyi, lapis arti,
lapis dunia pengarang, lapis dunia yang implisit, dan yang terakhir lapis
metafisika.
1.
Lapis Bunyi/Suara
Lapis bunyi adalah
analisis terhadap deretan bunyi-bunyi fonem yang tersusun dalam sebuah puisi.
Tujuannya agar dapat mengetahui fonem apa saja yang dominan dalam puisi
tersebut dan dapat mengelompokkan aliterasi, asonansi, eufoni, juga kakofoni.
Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan,
sedangkan asonansi adalah pengulangan bunyi vocal dari kata-kata yang
berurutan. Eufoni adalah orkestrasi bunyi yang merdu. Yang termasuk eufoni
adalah ombinasi bunyi: g, b, d, dengan bunyi sengau m, n, ng, ny, bunyi liquida
r, l menimbulkan orkestrasi yang merdu. Sedangkan kakofoni adalah orkestrasi
bunyi yang parau. Yang termasuk dalam kakofoni adalah bunyi konsonan k, p, t, s
adalah bunyi yang tak bersuara yang menimbulkan suara yang parau yang tidak
enak didengar, tajam di telinga, dan menyesakkan dada.
Semua satuan bunyi yang
berdasarkan konvensi tertentu. Lapis bunyi ini
haruslah ditunjukan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat istimewa
atau khusus, yaitu yang
dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni. Misal, asonansi (huruf vokal), aliterasi (huruf konsonan)
dan pola sajak.
2.
Lapis Arti
Analisis lapis arti
ialah analisis satuan arti yang berupa kata, kelompok kata, atau kalimat. Arti
kata-kata dalam puisi terkadang bukanlah merupakan arti sebenarnya (denotasi),
tetapi merupakan kata yang bermakna tidak sebenarnya atau sering disebut makna
pinjaman (konotasi).
Satuan terkecil berupa fonem.
Satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait,
bab, dan seluruh cerita.
Itu
semua merupakan satuan arti.
3.
Lapis Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku
dan Dunia Pengarang
Analisis lapis dunia
pengarang adalah analisis terhadap isi cerita dalam puisi berdasarkan sudut
pengarangnya. Analisis ini biasanya menceritakan isi puisi benar-benar dari
sudut pengarangnya, menceritakan apa adanya yang dapat ditemukan dari puisi.
Analisis ini bisa berupa parafrasa dari puisi tersebut, yaitu pengungkapa
kembali dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa
mengubah pengertian, dengan maksud menjelaskan makna yang tersembunyi.
Objek-objek yang dikemukakan:
hal-hal penting yang terdapat dalam puisi.
Latar
yang dikemukakan tempat dan waktu. Selain itu
juga disampaikan pelaku atau tokoh. Dunia pengarang ceritanya,
yang merupakan dunia yang diciptakan oleh pengarang, ini merupakan gabungan dan
jalinan antara objek-objek yang dikemukkan, latar, pelaku serta struktur
ceritanya (alur).
4.
Lapis Dunia
Analisis
lapis dunia yang implisit adalah analisis terhadap sugesti-sugesti atau kiasan
yang terdapat dalam sebuah puisi. Menemukan makna tersirat yang ada dalam
puisi. Hal ini berkaitan dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak
langsung. Lapis dunia yang sebenarnya sudah tidak usah dinyatakan tetapi sudah
implisit.
5.
Lapis Metafisis
Analisis lapis
metafisika adalah analisis sifat-sifat atau kualitas metafisis, yang terlihat
dari sebuah puisi, cerita yang tragis, yang mengerikan, atau yang suci.
Sifat-sifat inilah yang membuat pembaca merenungkan apa yang dikemukakan oleh
sajak itu. Lapis metafisis menyebabkan pembaca berkontemplasi.
- Metode
Pembelajaran Cooperatif Script
1. Pengertian Metode Cooperative
Script
Metode
Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di
model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Metode ini dikemukakan
oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985. Pembelajaran kooperatif adalah
kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Pada
pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal
ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari
materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah (tugas). Adapun
pengertian
Pembelajaran
Kooperatif adalah sebagi berikut :
a.
Pembelajaran kooperatif adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
b.
Pembelajaran Kooperatif adalah
pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam
struktur, tugas, tujuan dan hadiah.
c.
Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4–6 orang dengan
struktur kelompok heterogen.
Dari
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu
kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa
agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar
mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu
teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran
dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
Maka
dari itu pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang
diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena pembelajaran
ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri
dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat
memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan
masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa.
Metode
Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “Cooperative” dan “Script”.
Kata cooperative berasal dari
kata “Cooperate” yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong,
selain itu juga berasal dari kata “Cooperation“ yang artinya kerjasama,
koperasi persekutuan. Sedangkan kata “Script” berasal dari kata “Script”
yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil
sementara. Jadi yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah
tulisan tangan, surat saham sementara. Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative
Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan
dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan
materi-materi yang dipelajari.
Sedangkan
menurut Slavin R. E., Cooperative Script adalah metode belajar dimana
siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar
dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative
script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua
orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai
pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode
Skrip Kooperatif. Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri
tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Setiap siswa dituntut
untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya secara langsung
dengan patnernya. Pada pembelajaran cooperative script terjadi
kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah
yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi
siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi,
saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan
bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa
dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative script benar-benar
memberdayakan potensi siswa Dansereau, Learning Strategi Research, (Inj.
Segal S. Chipman dan R. Bloser Eds, 1985 ), untuk mengaktualisasi-kan
pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan
pendekatan konstruktivis yang dikembang-kan saat ini.
2. Langkah-langkah Metode Cooperative
Script
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah
sebagai berikut:
a.
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan wacana/ materi kepada
setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.
Kesimpulan siswa bersama-sama dengan
guru.
g.
Penutup
III.
METODE
PENELITIAN
A.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kajian
fenomenologi pada puisi Doa Embun karya
Dulrokhim yang terdiri lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang
dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis
metafisis.
B.
Sumber
Penelitian
Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah puisi Doa
Embun karya Dulrokhim yang ada pada antologi puisi yang berjudul Tengara Getar Lengkara. Berikut ini
identitas buku tersebut.
Judul :
Tengara Getar Lengkara
Penerbit :
KOPISISA Purworejo
Kota Terbit :
Purworejo
Edisi Penerbitan :
2014
Jumlah Halaman : 146
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mencatat data-data yang telah ditemukan. Berikut ini langkah-langkah
pengumpulan data yang dilakukan.
1.
Memahami teori
kajian fenomenologi dengan baik.
2.
Membaca puisi Doa Embun karya Dulrokhim dengan cermat.
3.
Mencari lapis
bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan
dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
4.
Mencatat data
yang telah ditemukan.
D.
Teknik Analisis
Data
1.
Menentukan teks
yang akan dipakai sebagai objek penelitian yaitu puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
2.
Mengklasifikasi
unsur-unsur puisi tersebut sesuai dengan kajian fenomenologi yang meliputi
lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar,
pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis.
3.
Menganalisis
unsur-unsur puisi tersebut sesuai dengan kajian fenomenologi yang meliputi
lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan, latar,
pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis.
4.
Membuat
kesimpulan dari deskripsi dan analisis fenomenologi puisi Doa Embun karya Dulrokhim.
E.
Teknik Penyajian
Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode informal. Penyajian informal
yaitu berupa rumusan dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto,
1993:144-159). Alasan digunakannya metode informal dalam penyajian hasil
analisis karena penelitian ini bersifat deskriptif.
IV. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Penyajian Data
1.
Lapis Bunyi atau
Suara
Literasi dan Asonansi
Baris
|
Bait
|
Konsonan
|
Vokal
|
Satu
|
I
|
m (5), b (3), n (3), j (1), l (4), d
(2), r (3), g (1), h (1), t (1)
|
e (4), u (3), a (6), i (3), o (1)
|
Dua
|
I
|
b (2), n (7), g (1), y (2), m (3), l
(1), d (2), k (3), s (1)
|
e (3), i (1), a (10), u (2), o (1)
|
Tiga
|
I
|
k (1), l (1), n (7), y (2), b (2), r
(3), d (1), t (2), g (3), m (2), h (1)
|
i (4), a (7), u (2), e (4)
|
Empat
|
I
|
s (2), j (1), k (3), n (6), y (1), m
(3), l (1), t (1), g (1), d (3)
|
e (3), u (3), a (9)
|
Satu
|
II
|
m (2), b (1), n (3), g (2), h (2), p
(1), c (1), k (4), t (1), y (1), r (1)
|
e (2), u (4), i (5), a (3)
|
Dua
|
II
|
b (3), l (5), r (4), n (2), y (1), m
(1), g (1), s (1), r (1), z (1), k (1)
|
u (3), i (5), a (3), e (3)
|
Tiga
|
II
|
m (1), l (2), n (4), t (3), k (1), y
(2), g (1)
|
e (1), a (7), u (1)
|
Empat
|
II
|
m (2), n (3), g (2), b (1), p (1), h
(2), t (2), y (1), s (1)
|
e (3), u (2), i (4), a (3)
|
*Angka dalam
kurung menunjukkan jumlah fonem tersebut dalam setiap barisnya.
Pola Persajakan
Embun
menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Beningnya
menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Kilaunya
berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya
melumatkan nafsu angkara dan dendam
Embun
menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Bulir-bulirnya
mengalir selalu berdzikir
Melantunkan
ayat-ayat langit
Mengembuni perih hatiku yang sakit
2.
Lapis Arti
Data
yang digunakan untuk membahas lapis arti adalah keseluruhan kata dalam puisi.
Dalam lapis arti ini, puisi akan diartikan perbaitnya. Berikut data yang disajikan.
Doa Embun
Embun
menjelma dari bulir-bulir doa tengah malam
Beningnya
menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam
Kilaunya
berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya
melumatkan nafsu angkara dan dendam
Embun
menghiasi pucuk hatiku yang kikir
Bulir-bulirnya
mengalir selalu berdzikir
Melantunkan
ayat-ayat langit
Mengembuni
perih hatiku yang sakit
3.
Lapis
Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku, dan Dunia Pengarang
Aspek
|
Kata
|
Letak dalam Puisi
|
Objek Penting
|
embun, bulir-bulir doa
|
baris 1 bait I
|
luka dosa, anak-anak Adam
|
baris 2 bait I
|
|
kilaunya, hati
|
baris 3 bait I
|
|
nafsu angkara, dendam
|
baris 4 bait I
|
|
embun, pucuk hati
|
baris 1 bait II
|
|
bulir-bulir
|
baris 2 bait II
|
|
ayat-ayat langit
|
baris 3 bait II
|
|
Hati
|
baris 4 bait II
|
|
Latar
|
tengah malam (latar waktu)
|
baris 1 bait I
|
Pelaku
|
hatiku
|
baris 1 bait II
|
4.
Lapis Dunia
Lapis
dunia meliputi kata-kata kias yang ada dalam sebuah puisi. Berikut ini
kata-kata kias yang ditemukan dalam puisi Doa
Embun karya Dulrokhim.
a.
Anak-anak Adam
b.
Ayat-ayat langit
5.
Lapis Metafisis
Data
yang digunakan untuk mengkaji lapis metafisis meliputi keseluruhan puisi. Hal
tersebut karena lapis metafisis membahas tentang perenungan yang diperoleh
pembaca setelah membaca puisi tersebut.
B.
Pembahasan
1.
Lapis Bunyi atau Suara
Literasi dan Asonansi
Bait I
Embun menjelma dari bulir-bulir doa
tengah malam
Dari
baris pertama bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “m”
yang dibuktikan dengan kata embun, menjelma,
dan malam. Sedangkan asonansi
pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata menjelma, dari, doa, tengah dan malam.
Beningnya menyembuhkan luka dosa
anak-anak Adam
Dari
baris kedua bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n”
yang dibuktikan dengan kata beningnya,
menyembuhkan, dan anak-anak.
Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata beningnya, menyembuhkan, luka dosa,
anak-anak dan Adam.
Kilaunya berdenting menerangi hati
yang buram
Dari
baris ketiga bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n”
yang dibuktikan dengan kata kilaunya,
berdenting, menerangi, dan yang.
Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata kilaunya, menerangi, hati, yang dan buram.
Sejuknya melumatkan nafsu angkara
dan dendam
Dari
baris keempat bait I puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n”
yang dibuktikan dengan kata sejuknya,
melumatkan, nafsu, sangkara dan dan dendam.
Sedangkan asonansi pada baris tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata sejuknya, melumatkan, nafsu, angkara, dan dan dendam.
Bait II
Embun menghiasi pucuk hatiku yang
kikir
Dari
baris pertama bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “k”
yang dibuktikan dengan kata pucuk, hatiku
dan kikir. Sedangkan asonansi pada
baris tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata menghiasi, hatiku dan kikir.
Bulir-bulirnya mengalir selalu
berdzikir
Dari
baris kedua bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “l”
yang dibuktikan dengan kata bulir-bulirnya,
mengalir dan selalu. Sedangkan
asonansi pada baris tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata bulir-bulirnya, mengalir dan berdzikir.
Melantunkan ayat-ayat langit
Dari
baris ketiga bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n”
yang dibuktikan dengan kata melantunkan dan
langit. Sedangkan asonansi pada baris
tersebut adalah huruf “a” dibuktikan dengan kata melantunkan, ayat-ayat dan langit.
Mengembuni perih hatiku yang sakit
Dari
baris keempat bait II puisi di atas diketahui bahwa aliterasinya adalah huruf “n”
yang dibuktikan dengan kata mengembuni dan
yang. Sedangkan asonansi pada baris
tersebut adalah huruf “i” dibuktikan dengan kata mengembuni, perih, hatiku dan sakit.
Pola Persajakan
Pola persajakan
yang ditemukan pada puisi Doa Embun karya
Dulrokhim adalah aaaa dan aabb. Berikut ini pola persajakan puisi tersebut.

|
Kilaunya
berdenting menerangi hati yang buram
Sejuknya
melumatkan nafsu angkara dan dendam

|
Melantunkan
ayat-ayat langit
Mengembuni perih hatiku yang sakit
2.
Lapis Arti
Bait I
Bait
I mengisahkan tentang embun yang diumpamakan berasal dari bulir-bulir doa di
tengah malam. Embun yang berasal dari bulir-bulir doa tersebut dapat
menyembuhkan luka dosa anak-anak Adam yang mengandung maksud, doa dapat
mengurangi dosa-dosa yang telah dilakukan oleh banyak manusia. Dengan berdoa,
hati yang buram akan merasa tenang. Dengan berdoa, kita dapat melumatkan nafsu
angkara dan dendam. Hal tersebut memiliki maksud bahwa dengan berdoa akan
menghilangkan nafsu angkara dan dendam yang mungkin timbul di hati manusia.
Jadi bait I menjelaskan atau memiliki arti bahwa manusia yang berdoa akan
memiliki jiwa yang tenang dan dijauhkan dari angkara murka serta dendam.
Bait II
Bait
II memiliki arti bahwa embun yang pada bait pertama dijelaskan berasal dari
bulir-bulir doa tersebut dapat menghiasi hati seseorang yang kikir. Hal
tersebut dapat dilakukan oleh seseorang yang selalu berdzikir. Berdzikir dalam
hal ini adalah melantunkan ayat-ayat langit (Al- Quran). Hal tersebut dapat
mengembuni perih hati yang sakit atau hati yang banyak melakukan hal tercela.
Embun yang dimaksudkan dapat menyejukkan hati seseorang adalah embun yang
berasal dari bulir-bulir doa dari orang yang selalu berdzikir dengan
melantunkan ayat-ayat Al-Quran.
3.
Lapis Objek-objek yang Dikemukakan, Latar, Pelaku,
dan Dunia Pengarang
Objek-objek
yang dikemukakan dalam puisi merupakan objek-objek yang penting. Objek-objek
tersebut dapat ditemukan dalam setiap baris puisi tersebut. Objek yang penting
ditandai dengan harus hadirnya objek tersebut agar baris dalam puisi tersebut
dapat diketahui maknanya. Objek penting yang telah ditemukan antara lain embun, bulir-bulir doa, luka dosa, anak-anak
Adam, kilaunya, hati, nafsu angkara, dendam, embun, pucuk hati, bulir-bulir,
ayat-ayat langit.
Latar
yang ada dalam puisi tersebut adalah latar waktu. Baris yang menunjukkan latar
waktu adalah “Embun menjelma dari
bulir-bulir doa tengah malam”. Kata
tengah malam menunjukkan latar waktu
yang ada pada puisi tersebut.
Pelaku yang ada
dalam puisi tersebut adalah tokoh aku. Hal tersebut dapat dilihat pada baris “Embun menghiasi pucuk hatiku yang kikir” dan “Mengembuni perih hatiku yang sakit”. Kata –ku berasal dari kata aku yang menunjukkan tokoh yang ada
dalam puisi tersebut.
Dunia pengarang ceritanya,
merupakan dunia yang diciptakan oleh pengarang, ini merupakan gabungan dan
jalinan antara objek-objek yang dikemukkan, latar, pelaku serta struktur
ceritanya (alur). Jalinan yang
diperoleh adalah embun diumpamakan bulir-bulir doa yang dapat menyembuhkan luka
dosa dari anak-anak Adam. Kilaunya dapat menenangkan hati dan terjauh dari nafsu
angkara dan dendam. Embun dapat menyejukkan pucuk hati dengan bulir-bulir yang
dilantunkan dengan ayat-ayat langit.
4.
Lapis Dunia
Analisis lapis dunia
yang implisit adalah analisis terhadap sugesti-sugesti atau kiasan yang terdapat
dalam sebuah puisi. Menemukan makna tersirat yang ada dalam puisi. Analisis
lapis ini dilakukan dengan mencari kata-kata kias yang ada pada puisi tersebut.
Kata-kata kias yang ditemukan adalah anak-anak
Adam dan ayat-ayat langit.
Kata anak-anak Adam memiliki arti seluruh
manusia yang ada di dunia. Orang Islam memiliki kepercayaan bahwa seluruh
manusia di bumi ini adalah keturunan Nabi Adam. Kata ayat-ayat langit memiliki arti Al-Quran. Al-Quran merupakan kitab
suci agama Islam yang diyakini bahwa wahyu-wahyu yang ada di dalamnya merupakan
firman Allah SWT yang turun dari langit.
5.
Lapis Metafisis
Analisis lapis
metafisika adalah analisis sifat-sifat atau kualitas metafisis, yang terlihat
dari sebuah puisi, cerita yang tragis, yang mengerikan, atau yang suci.
Sifat-sifat inilah yang membuat pembaca merenungkan apa yang dikemukakan oleh
sajak itu. Setelah membaca puisi tersebut, pembaca akan memiliki perenungan yang
suci. Pembaca yang memahami makna dari puisi tersebut akan mengubah
sikap-sikapnya selama ini yang mungkin masih banyak yang tercela dengan
memperbanyak berdoa dan berdzikir melantunkan ayat-ayat Al-Quran.
6.
Relevansi
Pembelajaran Puisi Doa Embun karya
Dulrokhim dengan Metode Cooperative
Script
a.
Standar
Kompetensi
Pembelajaran pada
makalah ini disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pembelajaran puisi pada kelas X terdapat pada standar kompetensi 5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.
b.
Kompetensi Dasar
5.1
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
5.2 Mengungkan isi suatu puisi
yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
c.
Langkah-langkah
Pembelajaran dengan Metode Cooperative
Script
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah
sebagai berikut:
1)
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2)
Guru menjelaskan materi tentang kajian
fenomenologi untuk menganalisis puisi.
3)
Guru membagikan puisi Doa Embun karya Dulrokhim kepada setiap
siswa untuk dibaca dan menganalisisnya dengan kajian fenomenologi.
4)
Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
5)
Pembicara membacakan puisi tersebut dan
hasil analisisnya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
6)
Bertukar peran, semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
7)
Kesimpulan siswa bersama-sama dengan
guru.
8)
Penutup
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Kajian fenomenologi pada puisi Doa Embun karya Dulrokhim dilakukan
dengan mencari lapis bunyi/suara; lapis arti; lapis objek-objek yang dikemukakan,
latar, pelaku, dan dunia pengarang; lapis dunia; dan lapis metafisis. Kajian
lapis bunyi/ suara menghasilkan aliterasi, asonansi dan pola persajakan yang
ada pada puisi tersebut. Lapis selanjutnya menghasilkan objek-objek penting,
latar, pelaku dan dunia pengarang. Lapis dunia menghasilkan kata-kata kias yang
ada yakni anak-anak Adam dan ayat-ayat langit. Lapis metafisis
menghasilkan perenungan suci teradap Tuhan yang diperoleh pembaca setelah
membaca puisi tersebut. Kajian puisi ini akan lebih efektif jika dalam
pembelajaran menggunakan metode cooperative
script.
B.
Saran
1.
Untuk guru,
sebaiknya melakukan pembelajaran yang menarik dengan berbagai metode.
2.
Untuk siswa,
sebaiknya menganalisis puisi dengan baik dan benar agar dapat meresapi makna
yang ada di dalamnya.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Penyair Kopisisa. 2014. Tengara Getar Lengkara. Purworejo. Kopisisa Purworejo
Pradopo,
Rahmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
UGM Press
Waluyo,
Herman J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi
Puisi. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga
No comments:
Post a Comment
“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”