Wednesday, 25 November 2015

PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT


Pembelajaran Membaca Puisi Jendral Ahmad Yani Karya Kartikasari Fadillah dengan Metode Pembelajaran Cooperative Script

Kartikasari F.
Surel: ksari8015@gmail.com   

Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan materi pembelajaran membaca puisi dengan metode cooperative script. Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD  tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script. Metode cooperative script diaplikasikan melalui langkah-langkah pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disajikan dalam makalah ini.
Kata kunci: membaca, puisi, cooperative script


I.       PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada aspek pembelajaran sastra dijabarkan dalam mendengarkan sastra, berbicara sastra, membaca sastra, dan menulis sastra. Pada aspek keterampilan membaca di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan membaca puisi. Dalam pembelajaran membaca puisi, diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membaca puisi, tapi juga diperlukan kemampuan untuk membahas dan memperbaiki pembacaan puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi.
Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD  tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script.
Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Hal tersebut dapat membantu siswa mencapai indikator yang telah ditentukan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas pembelajaran membaca puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah dengan metode pembelajaran cooperative script.

II.    KAJIAN TEORI
  1. Membaca Puisi
1.      Membaca puisi sebagai Apresiasi Puisi
Secara makna leksikal, apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian (Hornby dalam Sayuti, 1985: 2002). Sementara itu, Effendi (1973: 18) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Pada dasarnya, kegiatan membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang dikemukakan oleh media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi terhadap teks yang dibacanya Setelah diperoleh pemahaman yang dipandang cukup, pembaca dapat membaca puisi.
Karena kata “membacakan” mengandung makna benafaktif, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan untuk orang lain, maka penyampaian bentuk yang mencerminkan isi harus dilakukan dengan total agar apresiasi pembaca terhadap makna dalam puisi dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar. Makna yang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi. Pembacaan puisi dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton.

2.      Faktor-faktor Penting dalam Membaca puisi
Membaca indah menekankan pada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ketepatan ekspresi.  Dalam kegiatan membaca puisi, pembaca harus memperimbangkan lafal, tekanan, dan intonasi. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa, sehingga pada waktu membaca puisi suku kata dan kata-kata diucapkan dengan jelas dan terdengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran. Intonasi adalah lagu kalimat.
Selain itu pada waktu membaca puisi kita bisa menggunakan alat bantu berupa tanda baca tertentu yang kita sisipkan pada puisi agar kita tahu dimana kita harus berhenti, tanda itu antara lain.
a.       Tanda koma, biasanya diganti (/)
b.       Tanda titik, biasanya diganti (//)
c.       Tanda pemisah bait, biasanya diganti (///), tanda ini jarang dipakai karena biasanya puisi berbait-bait.

3.      Bentuk dan Gaya dalam Membaca puisi
 Suwignyo (2005) mengemukakan bahwa bentuk dan gaya baca puisi dapat dibedakan mejadi tiga, yaitu (1) bentuk dan gaya baca puisi secara poetry reading, (2) bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris, dan (3) bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal.
a.       Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Poetry Reading
Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapaun posisi dalam bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi rendah dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala (menengadah, menunduk menoleh), (2) gerakan raut wajah (mengerutkan dahi, mengangkat alis), (3) gerakan mata (membelakak, meredup, memejam), (4) gerakan bibir (tersenyum, mengatup, melongo), dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan dilakukan seperlunya. Sedangkan intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat katakata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai, (2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3) melakukan gerakan tangan dilakuakan dengan seperlunya. Sedang yang dilakukan pada saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3) ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah (1) melakukan dengan tenang dan terkendali, dan (2) menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat katakata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

b.      Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Deklamatoris
Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi seacra deklamatoris adalah lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi, teks puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan posisi (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.
Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan tangan (mengepal, menunjuk, mengangkat kedua tangan), (2) gerakan-gerakan kepala (melihat ke bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong), (3) gerakan-gerakan mata (membelalak, meredup, memejam), (4) gerakan-gerakan bibir (tersenyumm, mengatup, melongo) (5) gerakan-gerakan tangan, bahu, badan, dan raut muka dilakukan dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
Jika deklamator memilih bentuk dan gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, (2) arah dan pandangan mata dilakukan bervariasi: menatap dan menunduk. Sedang yang dilakukan pada posisi berdiri (1) mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan menunjuk, dan (2) wajah berseri-seri dan bibir tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak (1) melakukan dengan tenang dan bertenaga, dan (2) kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

c.       Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Teaterikal
Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting, musik, dll., meskipun masih terikat oleh teks puisi/ tidak. Bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan sangat memesona.
Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk, berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.

  1. Model Pembelajaran Cooperatif Script
1.      Pengertian Metode Cooperative Script
Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah (tugas). Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut :
a.       Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b.      Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah.
c.       Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4–6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Maka dari itu pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa.
Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “Cooperative” dan “Script”. Kata Cooperative berasal dari kata “Cooperate” yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata “Cooperation“ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan. Sedangkan kata “Script” berasal dari kata “Script” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang  dipelajari.
Sedangkan menurut Slavin R. E., Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode Skrip Kooperatif. Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Setiap siswa dituntut untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan patnernya. Pada pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative script benar-benar memberdayakan potensi siswa Dansereau, Learning Strategi Research, (Inj. Segal S. Chipman dan R. Bloser Eds, 1985 ), untuk mengaktualisasi-kan pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembang-kan saat ini.

2.      Langkah-langkah Metode Cooperative Script
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut:
a.       Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.      Guru membagikan wacana/ materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.       Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.        Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
g.       Penutup

3.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative script
Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, demikian pula pada metode cooperative script terdapat pula kelebihan dan kekurangannya yakni :
a.       Kelebihan:
1)      Melatih pendengaran, ketelitian/ kecermatan.
2)      Setiap siswa mendapat peran.
3)      Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
b.      Kekurangan:
1)      Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
2)      Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

III. PEMBAHASAN
  1. Membaca Puisi
Jendral Ahmad Yani
Karya Kartikasari Fadillah

Oh, Pahlawanku
Kau tak gentar walau diserbu
Kini sejarah tak pernah meninggalkanmu
Namamu harum tanpa batas waktu
Kau selamatkan bangsa ini dari badai sendu

Dari keringatmu, hadir semangat baru
Dari darahmu, perjuangan menjadi satu
Dari pengabdianmu, negeri ini bertumpu
Dari pengorbananmu, bangsa ini dapat berseru

Dari jasamu, anak negeri dapat tersenyum lucu
Dari makammu, kami menangis haru
Dari lubuk hati kami, beribu doa untukmu
Jendral Ahmad Yani, kau pahlawanku
Membaca indah menekankan pada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ketepatan ekspresi.  Dalam kegiatan membaca puisi harus memperimbangkan lafal, tekanan, dan intonasi. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa, sehingga pada waktu membaca puisi suku kata dan kata-kata diucapkan dengan jelas dan terdengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran. Intonasi adalah lagu kalimat.
Sebelum membaca puisi kita bisa menggunakan alat bantu berupa tanda baca tertentu yang kita sisipkan atau melakukan penjedaan pada Puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah agar kita tahu dimana kita harus berhenti seperti berikut ini.
Jendral Ahmad Yani
Karya Kartikasari Fadillah

Oh,/ Pahlawanku/
Kau tak gentar walau diserbu/
Kini/ sejarah tak pernah meninggalkanmu/
Namamu harum/ tanpa batas waktu/
Kau selamatkan bangsa ini/ dari badai sendu//

Dari keringatmu,/ hadir semangat baru/
Dari darahmu,/ perjuangan menjadi satu/
Dari pengabdianmu,/ negeri ini bertumpu/
Dari pengorbananmu,/ bangsa ini dapat berseru//

Dari jasamu,/ anak negeri dapat tersenyum lucu/
Dari makammu,/ kami menangis haru//
Dari lubuk hati kami,/ beribu doa untukmu//
Jendral Ahmad Yani,/ kau pahlawanku//
  1. Pembelajaran Membaca Puisi Jendral Ahmad Yani Karya Kartikasari Fadillah dengan Metode Pembelajaran Cooperative Script
Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Kurikulum 2006 (KTSP) tepatnya Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD  tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script.
Pembelajaran membaca puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah dengan metode pembelajaran cooperative script dapat dijabarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah                              :  SMA
Mata Pelajaran                   :  Bahasa Indonesia
Kelas/Semester                  :  X/I
Materi Pokok                     :  Unsur-unsur Puisi
Alokasi Waktu                   :  2 x 45 Menit
Standar Kompetensi           :  7. Memahami wacana sastra melalui membaca
puisi dan sastra
Kompetensi Dasar              :  7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan
dan intonasi

A.     Indikator Pembelajaran
1.      Membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi.
2.      Membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi
3.      Memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat.

B.     Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1.      Siswa mampu membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi.
2.      Siswa mampu membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi
3.      Siswa mampu memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat.

C.     Materi Pembelajaran
1.      Membaca puisi sebagai apresiasi.
2.      Faktor-faktor penting dalam membaca puisi.
3.      Bentuk dan gaya dalam membaca puisi

D.     Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan      : keterampilan proses
Metode            : Cooperative Script

E.      Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit)
a.       Guru mengajak siswa berdo’a dan mengisi presendi kehadiran siswa.
b.      Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan pengetahuan siswa tentang puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah.
c.       Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
a.       Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.      Guru membagikan puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat penjedaannya.
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan puisi berjudul Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan pembacaan puisi yang kurang baik dan membantu mengingat/ menghafal pembacaan puisi yang lebih baik dengan memperhatikan lafal, nada, intonasi dan tekanan.
e.       Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta melakukan tugas seperti di atas.
f.        Guru melakukan penilaian siswa dengan memberikan tugas siswa untuk membacakan puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah di depan kelas secara individu.

3.      Kegiatan Penutup (15 menit)
    1. Guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman memahami dan menunjukkan unsur-unsur puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah
    2. Guru memberikan apresiasi pada siswa yang paling aktif dan memberikan motivasi pada siswa lain.
    3. Guru menutup pembelajaran dengan berdo’a.

  1. Sumber Belajar
1.      Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas XI Semester I (KTSP)
2.      Modul
3.      Lembar Kerja Siswa
4.      Puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah
5.      Materi dari berbagai sumber (buku, artikel, jurnal, dll.)

  1. Penilaian
1.         Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan saat pembelajaran dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, kemampuan bekerjasama, dan kualitas ide yang disampaikan.

2.      Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan memerhatikan pembacaan puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah yang dilakukan setiap siswa di depan kelas. Kemudian guru melakukan penilaian berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi pada pembacaan puisi tersebut. Berikut ini salah satu kolom penilaian yang dapat dilakukan guru.
No
Nama Siswa
Lafal
Nada
Tekanan
Intonasi
Jumlah




























*) Keterangan nilai maksimal
Lafal                 =  25
Nada                =  25
Tekanan           =  25
 
Intonasi            =  25
Jumlah                  100

3.      Instrumen Penilaian
Bentuklah kelompok kerja berpasangan untuk berlatih membaca puisi Jendral Ahmad Yani  karya Kartikasari Fadillah dengan metode cooperative script! Bacalah puisi tersebut di depan kelas sesuai dengan urutan yang telah ditentukan guru.
IV.  PENUTUP
Kesimpulan makalah ini adalah pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD  tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script.

V.     DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
--------------. (2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. Ditjen Dikdasmen. Jakarta.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1988.
Udin S. Winataputra, dkk. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

No comments:

Post a Comment

“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”