Wednesday, 25 November 2015

Nilai-nilai Karakter Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dan Relevansinya pada Pembelajaran


Nilai-nilai Karakter Tokoh Utama pada Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dan Relevansinya pada Pembelajaran
Kartikasari F.

Abstrak
Makalah ini berisi tentang nilai-nilai karakter tokoh utama pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Nilai-nilai karakter yang ditemukan dalam novel tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab, dan kerja keras. Nilai-nilai karakter tersebut dapat diimplementasikan pada pembelajaran SMA kelas XII semester satu dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan. Relevansi pembelajaran nilai-nilai karakter pada novel tersebut tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan KD 3.1 dan 4.1.
Kata kunci: nilai, novel, pembelajaran


I.       PENDAHULUAN
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture).
Menurut Lickona ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus disampaikan:
1)      Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
2)      Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
3)      Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
4)      Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;
5)      Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
6)      Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
7)      Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk menumbuhkan generasi yang berkarakter. Pendidikan karakter ini dapat dilakukan melalui pembelajaran novel yang mengandung nila-nilai karakter. Salah satu novel yang dapat digunakan dalam pembelajaran nilai-nilai karakter pada peserta didik adalah Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Makalah ini akan membahas nilai-nilai karakter pada novel tersebut dan relevansinya pada pembelajaran di SMA kelas XII.
II.    KAJIAN TEORITIS
  1. Nilai-nilai Karakter dalam Pendidikan
1.      Hakikat Pendidikan Karakter

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025).  Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Atas dasar yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.

2.      Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembang-kan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

3.      Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi yang dimaksud meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/ madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Pembentukan karakter pada peserta didik dapat dilakukan dengan media sastra salah satunya novel. Dalam uraian ini, penulis akan membahas macam-macam nilai karakter yang dimiliki tokoh utama pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.

  1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1.      Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan,  karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan.
Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pem-belajaran ini, di antaranya:
a.       Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/ bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim 1993: 2).
b.      Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toeti Soekamto 1993: 9).
c.       Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan/ dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.
d.      Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya diubah dengan pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

  1. Unsur Pokok dalam RPP
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi:
a.       Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b.      Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.
c.       Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d.      Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e.       Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pem-belajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f.        Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan diguna-kan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).

  1. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/ kompetensi, materi/ isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran berikut.
a.       Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
b.      Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c.       Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
d.      Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
e.       Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/ tugas dan atau lembar observasi.
f.        Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
g.       Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator, bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kom-petensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar.

  1. Langkah-langkah Penyusunan RPP
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Mengisi kolom identitas.
  2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.
  3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
  4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
  5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/ pembelajaran.
  6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
  7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran juga harus mencerminkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
  8. Menentukan alat/ bahan/ sumber belajar yang digunakan.
  9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.

III. PEMBAHASAN
  1. Nilai-nilai Karakter Tokoh Utama pada Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia
Tokoh utama dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia bernama Arini. Arini adalah seorang ibu rumah tangga yang sholihah dan memiliki tiga orang anak. Novel tersenut menceritakan kehidupan rumah tangga Arini yang semula indah menjadi penuh air mata. Kesedihan Arini timbul karena ada wanita yang mengaku sebagai Nyonya Pras kedua. Hal tersebut membuat Arini tahu bahwa suaminya telah menikah lagi. Dalam novel tersebut Arini banyak memiliki nilai-nilai karakter positif yang dapat diimplikasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter dari tokoh Arini akan dijelaskan di bawah ini.
  1. Religius
Religius dapat diartikan bersifat keagamaan. Latar belakang tokoh Arini berasal dari agama Islam sehingga religius yang akan dibahas juga seputar agama Islam. Karakter religius dapat diwujudkan dengan taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. Nilai karakter religius pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Kutipan 1
Dan bagi Arini kalimat itu berarti: Sabar untuk tidak pacaran. Sabar menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan sekedar meraih kehangatan masa muda. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 8).

Kutipan di atas menggambarkan Arini yang dengan sabar menaati perintah agama untuk tidak berpacaran seperti kebanyakan remaja. Dalam kutipan tersebut, Arini sabar untuk menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan hanya meraih kehangatan masa muda saja. Arini adalah orang yang sangat menaati perintah agama dalam hubungan antara lelaki dan perempuan. Dalam agama Islam tidak mengenal budaya pacaran dan Arini sangat mematuhi hal itu. Jadi, kutipan di atas menunjukkan karakter Arini yang religius.

Kutipan 2
Arini percaya takdir. Dengan keyakinan itu dia telah melewati ribuan hari. Kadang memang keingintahuannya menggelitik. Pangeran mana yang akan Allah kirimkan padanya, bila memang kesempatan itu ada sebelum dia menjadi tawanan kematian? (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 9).

Karakter religius dalam tokoh Arini juga dapat dilihat dari kutipan 2 yang menceritakan Arini percaya kepada takdir Allah. Arini yakin bahwa Allah akan mengirimkan pasangan hidup untuknya tanpa harus pacaran terlebih dahulu. Hal tersebut Arini lakukan semata-mata untuk menjadi muslimah yang bertaqwa. Arini ingin menjadi orang yang melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah.

Kutipan 3
Arini menggeleng. Si sulung kontan menghentikan aksi teror bantal ke adiknya. “Kalian sholat sama-sama, lalu kita makan, ya?” (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 13).

Kutipan 3 menunjukkan Arini mendidik anaknya sesuai dengan agama Islam. Kutipan tersebut menceritakan tentang Arini yang memerintahkan anak-anaknya agar sholat sama-sama atau berjamaah. Hal tersebut menunjukkan sebagai seorang ibu Arini mendidik anaknya untuk menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Arini menanamkan pilar-pilar agama Islam pada anak-anaknya. Jadi, kutipan di atas menggambarkan karakter Arini yang religius.

Kutipan 4
Dia dan Pras melakukan sholat sunah berdua sehabis pernikahan sederhana itu. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 29).
Karakter religius yang dimiliki Arini juga dilukiskan pada kutipan di atas. Kutipan tersebut menceritakan bahwa Arini orang yang melakukan ibadah-ibadah yang dianjurkan agama Islam. Arini tidak hanya melakukan sholat wajib lima waktu tapi ia juga melakukan sholat sunah. Hal ini membuktikan Arini memiliki karakter religius karena taat dengan perintah Allah.

Kutipan 5
Allah, jangan biarkan iman yang sedikit ini terampas waktu. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 91).

Kutipan di atas merupakan doa yang diungkapkan Arini ketika ia melihat perubahan Lia yang sangat mengejutkan. Lia yang tadinya perempuan sholihah kini tidak memakai jilbab lagi dan malah merokok. Hal itu dilakukan Lia setelah bercerai dengan suaminya Benny karena Benny berselingkuh. Arini menyadari Lia kecewa dengan kehidupannya tapi Arini masih tidak percaya dengan hal yang dilihatnya itu. Arini mengucapkan doa pada kutipan di atas. Arini ingin keimanannya tetap terjaga meski waktu terus berjalan. Doa Arini di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius karena ingin selalu beriman kepada Allah.

Kutipan 6
Setelah semua bakti itu, Arini merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi istri yang sholihah. Dulu dikiranya itu cukup. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 110).

Sebagai istri yang baik, Arini selalu berusaha maksimal untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Arini telah menjadi istri yang baik bagi suaminya dan anak-anaknya. Arini berusaha menjadi istri yang sholihah. Usaha Arini untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yang sholihah. Jadi kutipan 6 menunjukkan Arini memiliki karakter religius.

Kutipan 7
Seperti bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Begitulah hati Arini. Allah… desah Arini dengan lidah yang terasa kelu. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 226).
Kutipan di atas menceritakan hati Arini setelah melihat Pras bersama dengan istri keduanya. Arini merasa sangat sedih dan tidak berdaya. Ia mengumpamakan dirinya bagai bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Hal itu berarti Arini sangat merasa kecewa dengan Pras. Namun Arini tetap mengingat nama Allah walaupun dalam keadaannya yang sangat sedih dan kecewa. Dalam keadaannya yang tak berdaya, Arini masih bisa menyebut nama Allah meski lidahnya terasa kelu karena masalah besar yang ia hadapi. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki karakter religius.

Kutipan 8
Beberapa saat ibu dan anak hanya bertatapan sampai Arini terhenyak bangkit dari tempat duduk dan berlari ke belakang rumah. Memandang anak-anaknya lekat, dengan mata berkaca yang dirambati syukur. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 256).

Kutipan di atas menggambarkan Arini yang bersyukur karena memiliki anak-anak yang sangat ia sayangi. Rasa syukur merupakan wujud terima kasih kepada Allah atas semua hal yang telah diberikan Allah. Arini bersyukur sampai matanya berkaca-kaca karena menyadari karunia Allah begitu indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arini memiliki karakter religius.

Kutipan 9
Arininya sholihah. Sholat malamnya rajin. Puasa Senin-Kamis pun rutin. Hari-harinya hanya terisi kesibukan menulis di rumah dan sesekali mengisi seminar. Bahkan hendak pergi ke pasar, atau mengajak anak-anak ke rumah saudara, perempuan itu selalu meminta izinnya. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 269)

Kutipan di atas Arini seorang wanita sholihah yang rajin sholat malam dan puasa Senin-Kamis. Sebagai seorang istri, Arini selalu meminta izin kepada suaminya saat ia ingin keluar rumah. Hal tersebut membuktikan Arini menjalankan kewajibannya sebagai istri sesuai dengan hukum agama Islam. Jadi kutipan di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius.

  1. Peduli Lingkungan
Peduli terhadap lingkungan merupakan saah satu nilai-nilai karakter yang memiliki relevansi terhadap pembelajaran. Peduli lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan di sekitar kita. Peduli lingkungan diperlukan untuk hidup sehat dan terhindar dari berbagai bencana. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter peduli lingkungan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.

Arini terpaku di tempatnya. Pelan, matanya menelusuri kamar yang didominasi warna putih. Tempat tidur, lampu meja, lemari dan gorden di kamar itu yang senada itu dulu tampak sempurna di matanya. Dengan tangannya pula ia selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamar, meski tiga anaknya tak jarang memberi pekerjaan ekstra karena kesukaan mereka mengekspansi tiap sudut rumah. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 3).

Kutipan di atas menunjukkan Arini peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Arini selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamarnya. Sebagai ibu rumah tangga, Arini sangat rajin karena menata dan membersihkan kamarnya dengan tangannya sendiri. Hal yang dilakukan Arini tersebut menunjukkan Arini memiliki karakter peduli lingkungan.

  1. Kreatif
Kreatif dapat berarti memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Orang yang kreatif akan melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. Dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia, karakter kreatif dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Melewati tahun-tahun pernikahan, dia tak pernah menyesali satu hari pun. Istrinya cantik, berprestasi pula. Akhir-akhir ini makin sering Arini menerima undangan untuk bicara dalam forum-forum kepenulisan. Beberapa peghargaan tingkat nasional pun sering diraih. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 37).

Kutipan di atas menceritakan bahwa Arini adalah seorang penulis. Pras menceritakan karir Arini sebagai penulis dalam kutipan di atas. Arini berprestasi di dunia kepenulisan. Arini juga menerima beberapa penghargaan tingkat nasional untuk karya-karyanya. Karya-karya Arini ini membuktikan bahwa Arini orang yang kreatif. Arini orang yang mampu menghasilkan suatu karya bahkan sampai mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Arini memiliki karakter kreatif.

  1. Peduli Sosial
Manusia adalah makhluk sosial karena tidak dapat hidup sendiri. Manusia hidup dengan bantuan orang lain. Setiap manusia selalu berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Peduli sosial merupakan salah satu karakter yang sangat bagus diterapkan oleh peserta didik. Peduli sosial dapat diwujudkan dengan tolong menolong antar sesama, peduli terhadap perkembangan masyarakat dan peduli terhadap interaksi sosial yang dilakukannya. Karakter peduli sosial dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat pada kutipan berikut ini.

Seperti yang sudah-sudah, Arini tidak tega menolak Ina yang nyaris setiap bulan datang untuk meminjam sejumlah uang. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 149-150).

Kutipan di atas menceritakan Arini seorang ibu rumah tangga yang baik hati. Ia peduli terhadap tetangganya Ina yang selalu kekurangan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ina serba kekurangan karena suaminya menikah lagi dan tidak mengurus dirinya dan anak-anaknya. Arini merasa kasihan dan peduli terhadap Ina sehingga saat Ina dating pada Arini untuk meminjam uang, Arini memberikan pinjaman itu. Arini menunjukkan sikap peduli terhadap Ina. Hal tersebut membuktikan Arini memiliki karakter peduli sosial.

  1. Cinta Damai
Cinta dapat diartikan suka sekali atau sayang benar. Karakter cinta damai juga dimiliki oleh tokoh Arini dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter cinta damai yang ada dalam novel tersebut.

Arini telah menjelma sosok populer yang lebih membanggakan. Sementara sebagai ibu, Arini selalu penuh kasih sayang dan menyenangkan bagi ketiga anak mereka. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 37).

Kutipan di atas menceritakan Arini yang selalu penuh kasih sayang dan menyenangkan bagi ketiga anaknya. Arini adalah ibu yang sangat mencintai anak-anaknya. Rasa cinta Arini terhadap anak-anaknya ini menunjukkan Arini memiliki karakter cinta damai.

  1. Toleransi
Toleransi diartikan dengan bersikap atau bersifat toleran. Toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Karakter toleransi pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui dari kutipan berikut ini.
Kutipan 1
“Bukan hanya omongan orang. Kamu masih berprasangka baik seperti biasa, Rin. Dunia kita bukan dongeng.” (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 90).

Kutipan 1 menggambarkan bahwa Arini orang yang selalu berprasangka baik. Arini tidak pernah menghakimi orang lain secara sepihak. Arini juga menghargai orang lain dan ia tidak sombong sehingga ia selalu berprasangka baik kepada orang lain. Berprasangka baik kepada setiap orang ini membuktikan Arini memiliki karakter toleransi.

Kutipan 2
Arini yang aku kenal dengan cerita-cerita Pras memang bukan seorang pemarah. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 276).

Kutipan 2 menceritakan Arini bukan seorang pemarah. Arini mampu bersikap toleransi kepada orang lain sehingga ia tidak mudah marah kepada orang lain. Orang yang tidak memiliki karakter toleransi akan mudah marah, sedangkan Arini tidak mudah marah. Arini bukan seorang pemarah sehingga Arini memiliki nilai karakter toleransi.

Kutipan 3
Arini berusaha sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan perempuan yang terbiasa mengekspresikan kemarahannya. Apalagi mengumbarnya dengan cara tidak terpelajar. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 279).

Kutipan 3 menceritakan perasaan marah Arini saat ia menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut suaminya tersebut. Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini masih memiliki nilai karakter toleransi meski dengan musuhnya sendiri.

  1. Tanggung Jawab
Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap perannya masing-masing. Orang tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Berikut ini kutipan novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia yang memuat nilai karakter tanggung jawab.

Semula Arini ingin melabrak Pras. Mencaci maki, memukul dan menendangnya kalau perlu. Tapi dia seorang istri. Dan sejak kecil Arini melihat betapa hormat ibu kepada bapak. Ibu tidak pernah merengut, marah apalagi berkata kasar. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 107).

Kutipan di atas menceritakan keingin Arini yang ingin melabrak Pras karena Pras memiliki istri lagi. Namun keinginan itu ia urungkan karena mengingat tanggung jawab seorang istri. Tanggung jawab seorang istri adalah merawat suaminya dan menghormai suaminya. Arini mempelajari itu dari ibunya yang tidak pernah merengut, marah, apalagi berkata kasar pada bapaknya. Tindakan Arini yang menjaga tanggung jawabnya itu membuktikan Arini memiliki karakter tanggung jawab.

  1. Kerja Keras
Kerja keras dapat diartikan suatu usaha yang dilakukan dengan pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Kerja keras juga dapar diwujudkan dengan  berusaha sunggung-sungguh dan tak henti-henti. Karakter kerja keras pada tokoh Arini di novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui melalui kutipan berikut.

Arini bangkit dari keterpurukan. Perempuan itu mulai mengetik lagi, jemarinya bermain cepat di atas keyboard. Meski kisah-kisah yang tulisnya tak lagi berakhir bahagia. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 115).

Kutipan di atas menceritakan Arini yang bangkit dari keterpurukannya karena merasa sedih dan kecewa dengan perilku Pras. Namun Arini masih bisa bangkit dari keterpurukan itu. Ia tetap berkarya dengan melanjutkan pengetikan novel yang ia buat. Meski kisah-kisah yang Arini tulis tidak berakhir bahagia, ia tetap melanjutkan karyanya itu. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki nilai karakter kerja keras.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat beberapa nilai karakter yang relevan dengan pembelajaran. Nilai karakter tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab dan kerja keras. Selain itu, penulis juga menyimpulkan bahwa nilai karakter yang paling dominan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah nilai religius.

  1. Relevansinya pada Pembelajaran Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia Kelas XII SMA
Relevansi pembelajaran novel di SMA kelas XII ada di semester dua. Pada Kurikulum 2013, pembelajaran novel salah satunya Kompetensi Dasar 3.1 yang berbunyi “Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.” dan 4.1 yang berbunyi “Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan”. Dengan adanya KD tersebut, guru dapat memanfaatkan novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia sebagai bahan pembelajaran. Novel tersebut memiliki banyak nilai karakter dibawahnya. Nilai-nilai karakter tersebut dapat dicontoh oleh siswa.
Implementasi pembelajaran novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diwujudkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan guru. Berikut ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari KD 3.1 dan 4.1 Kurikulum 2013 yang merupakan aplikasi pembelajaran novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.

RANCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan :  SMA
Mata Pelajaran                            :  Bahasa Indonesia
Kelas                                          :  XII
Semester                                     :  2 (dua)
Alokasi Waktu                            :  4 minggu x 4 jam pelajaran

A.     KOMPETENSI INTI
KI 1 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.     KOMPETENSI DASAR
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/ opini, dan novel.
2.5     Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan novel.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan.

C.     INDIKATOR
1.      Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.
2.      Menginterpretasi makna teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.

D.    TUJUAN
1.      Siswa mampu memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.
2.      Siswa mampu menginterpretasi makna teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.

E.     MATERI PEMBELAJARAN
1.      Struktur dan kaidah teks novel
2.      Unsur intrinsik

F.      PENDEKATAN, METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan      : Scientific
Metode            : Penugasan, tanya jawab, dan ceramah
Model              : Jigsaw

G.    MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Media                          : LCD, laptop
Bahan                           : Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia
Sumber belajar : internet dan buku paket Bahasa Indonesia kelas
XII

H.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Bagian
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan
a.    Mengajak semua siswa berdo’a .
b.   Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa
c.    Menjelaskan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran
10 menit
Inti
Mengamati:
a.    Membaca teks tentang struktur dan kaidah teks novel.
b.   Mencermati uraian yang berkaitan dengan  struktur dan kaidah teks novel yang disajikan guru.
35 menit
Menanya:
a.       Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.
b.      Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.
20 menit
Mengeksplorasi:
a.    Guru memberi tugas siswa untuk membaca novel yang berjudul Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.
b.   Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang untuk melakukan model pembelajaran jigsaw.
c.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda berikut ini.
1)      Tokoh
2)      Alur
3)      Latar dan Sudut Pandang
4)      Tema, Amanat dan Nilai Karakter
d.   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan dan mencarinya dari novel yang berjudul Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.
25 menit
Mengasosiasikan:
a.   Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian mereka.
b.  Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka pada novel yang berjudul Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.
30 menit
Mengomunikasikan:
a.    Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang bagian yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
b.   Perwakilan kelompok merangkum hasil belajar mereka dan membacakannya di depan kelas.
c.    Siswa lain memberikan tanggapan dan saran untuk kelompok yang maju.
25 menit
Penutup
a.       Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
b.      Melakukan penilaian hasil belajar
c.         Mengajak semua siswa menutup pembelajaran dengan berdo’a
15    menit

I.       PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1.      Sikap Spiritual
a.       Teknik Penilaian           : Observasi
b.       Bentuk instrument         : Lembar Observasi
c.       Kisi-kisi                        :

Lembar Observasi
Sikap Spiritual

No.
Sikap/Nilai
Indikator
1







Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/ opini, dan novel.
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/ opini, dan novel.

2.      Penilaian Sikap
a.       Teknik Penilaian           : Observasi
b.      Bentuk instrument         : Lembar Observasi
c.       Kisi-kisi                        :

Lembar Observasi
Sikap Sosial

No
Sikap/
Nilai
Indikator
1
Jujur
Menunjukkan perilaku tidak berbohong pada kegiatan mengartikan kata sulit, menemukan pesan, menyusun pesan
Berperilaku selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
2
Tanggung jawab
Berperilaku selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik pada kegiatan pembelajaran teks novel.
Berperilaku selalu menyelesaikan tugas dengan data atau informasi yang dapat dipercaya pada kegiatan pembelajaran teks novel.
3
Santun
Menggunaakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture santun.
Berperilaku yang menunjukkan sifat  halus dan baik  dari sudut pandang bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
     

3.      Pengetahuan
a.       Teknik Penilaian           : Tes Tertulis
b.      Bentuk instrumen          : Uraian
c.       Kisi-kisi                        :

No.
Indikator
1.
Menjelaskan struktur dan kaidah teks novel.
2.
Menganalisis unsur intrinsik pada novel Surga yang tak Dirindukan.

4.      Keterampilan
a.       Teknik Penilaian                       : Unjuk Kerja
b.      Bentuk instrument                     : Produk
c.       Kisi-kisi


No.
Indikator


1
Membuat laporan tertulis tentang pembelajaran jigsaw yang telah dilakukan.


2
Mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.


Mengetahui
Dosen Pembimbing



Umi Faizah, M. Pd.

Purworejo, 11 Mei 2015
Mahasiswa



Kartikasari Fadillah
NIM 122110074

IV.  PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah ditemukannya nilai-nilai karakter tokoh utama pada Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Nilai-nilai karakter yang ditemukan dalam novel tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab, dan kerja keras. Nilai-nilai karakter tersebut dapat diimplementasikan pada pembelajaran SMA kelas XII semester satu dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan. Relevansi pembelajaran nilai-nilai karakter pada novel tersebut tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan KD 3.1 dan 4.1.

V.     DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemdiknas Balitbang Puskur.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.2004.
Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
--------------. (2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.

1 comment:

“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”