Nilai-nilai
Karakter Tokoh Utama pada Novel Surga
yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dan Relevansinya pada Pembelajaran
Kartikasari
F.
Surel: ksari8015@gmail.com
Abstrak
Makalah ini berisi tentang nilai-nilai
karakter tokoh utama pada novel Surga
yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Nilai-nilai karakter yang ditemukan
dalam novel tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli
sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab, dan kerja keras. Nilai-nilai
karakter tersebut dapat diimplementasikan pada pembelajaran SMA kelas XII
semester satu dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui
lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan
maupun tulisan. Relevansi pembelajaran nilai-nilai karakter pada
novel tersebut tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan KD
3.1 dan 4.1.
Kata kunci: nilai, novel, pembelajaran
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan
karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan
nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus
menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan
dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Di samping itu, berbagai persoalan yang
dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya
pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan
pendidikan.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga
melalui pembiasaan dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembiasaan
itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah,
akan tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta
bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan
cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu
ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam
pengembangan pendidikan karakter karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan
melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture).
Menurut Lickona ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu
harus disampaikan:
1)
Merupakan cara terbaik untuk
menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
2)
Merupakan cara untuk
meningkatkan prestasi akademik;
3)
Sebagian siswa tidak dapat
membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
4)
Mempersiapkan siswa untuk
menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang
beragam;
5)
Berangkat dari akar masalah
yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan,
ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja
(belajar) yang rendah;
6)
Merupakan persiapan terbaik
untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
7) Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja
peradaban.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pendidikan
karakter sangat penting untuk menumbuhkan generasi yang berkarakter. Pendidikan
karakter ini dapat dilakukan melalui pembelajaran novel yang mengandung
nila-nilai karakter. Salah satu novel yang dapat digunakan dalam pembelajaran
nilai-nilai karakter pada peserta didik adalah Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Makalah ini akan
membahas nilai-nilai karakter pada novel tersebut dan relevansinya pada
pembelajaran di SMA kelas XII.
II.
KAJIAN
TEORITIS
- Nilai-nilai
Karakter dalam Pendidikan
1. Hakikat Pendidikan Karakter
Pembangunan
karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat
ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila;
keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi
bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung perwujudan cita-cita
pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah
menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan
karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan
nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”.
Fungsi
dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber: Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Atas dasar yang telah diungkapkan di atas, pendidikan
karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah.
Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan
karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing),
perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku
yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku
dan sikap hidup peserta didik.
2. Tujuan, Fungsi dan Media
Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa
yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembang-kan potensi peserta didik agar menjadi
manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun
bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warga negara agar
memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai
umat manusia.
Pendidikan
karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2)
membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan
potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta
keteladanan baik; (3) membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif,
mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan
karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
3. Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah
mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program
operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi
pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya diperkuat
dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi yang
dimaksud meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Pendidikan karakter
telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi
yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi
juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter
dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life
to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari
seluruh dimensi kehidupan sekolah/ madrasah untuk membantu pembentukan karakter
secara optimal. Pembentukan karakter pada peserta didik dapat dilakukan dengan
media sastra salah satunya novel. Dalam uraian ini, penulis akan membahas
macam-macam nilai karakter yang dimiliki tokoh utama pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia.
- Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
1.
Pengertian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran
pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa, menurut
langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran.
Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa
yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan
pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam
pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri
bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang,
maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah
direncanakan.
Terdapat
beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pem-belajaran ini, di antaranya:
a.
Secara garis besar perencanaan
pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi/ bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim 1993: 2).
b.
Untuk mempermudah proses
belajar-mengajar diperlukan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran
dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang
terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toeti
Soekamto 1993: 9).
c.
Perencanaan pengajaran dapat dikatakan
sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui
perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang
dikembangkan/ dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau
mengembangkan pendekatan keterampilan proses.
d.
Gambaran aktivitas siswa akan terlihat
pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang
dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga
perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis
sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Istilah
pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya diubah dengan
pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup
Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih.
- Unsur Pokok dalam RPP
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP
meliputi:
a.
Identitas mata pelajaran (nama mata
pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam pertemuan yang
dialokasikan).
b.
Kompetensi dasar dan indikator-indikator
yang hendak dicapai.
c.
Materi pokok beserta uraiannya yang
perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d.
Kegiatan pembelajaran (kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator).
e.
Alat dan media yang digunakan untuk
memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan
dalam kegiatan pem-belajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.
f.
Penilaian dan tindak lanjut (prosedur
dan instrumen yang akan diguna-kan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta
tindak lanjut hasil penilaian).
- Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
RPP
pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/ kompetensi,
materi/ isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan.
Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran
berikut.
a.
Perencanaan pembelajaran harus
berdasarkan kondisi siswa.
b.
Perencanaan pembelajaran harus
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c.
Perencanaan pembelajaran harus
memperhitungkan waktu yang tersedia
d.
Perencanaan pembelajaran harus merupakan
urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis.
e.
Perencanaan pembelajaran bila perlu
dilengkapi dengan lembaran kerja/ tugas dan atau lembar observasi.
f.
Perencanaan pembelajaran harus bersifat
fleksibel.
g.
Perencanaan pembelajaran harus
berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara
tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
Prinsip-prinsip
tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara
praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana
menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator, bagaimana dalam memilih materi
pembelajaran yang sesuai dengan kom-petensi dasar, bagaimana memilih alternatif
metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar,
dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar.
- Langkah-langkah Penyusunan RPP
Dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
- Mengisi kolom identitas.
- Menentukan alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.
- Menentukan SK, KD, dan Indikator
yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
- Merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
- Mengidentifikasi materi ajar
berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi
ajar merupakan uraian dari materi pokok/ pembelajaran.
- Menentukan metode pembelajaran yang
akan digunakan.
- Merumuskan langkah-langkah
pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang mencerminkan
penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam
merumuskan langkah-langkah pembelajaran juga harus mencerminkan proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
- Menentukan alat/ bahan/ sumber
belajar yang digunakan.
- Menyusun kriteria penilaian, lembar
pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.
III. PEMBAHASAN
- Nilai-nilai
Karakter Tokoh Utama pada Novel
Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia
Tokoh utama dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia bernama Arini. Arini
adalah seorang ibu rumah tangga yang sholihah dan memiliki tiga orang anak.
Novel tersenut menceritakan kehidupan rumah tangga Arini yang semula indah
menjadi penuh air mata. Kesedihan Arini timbul karena ada wanita yang mengaku
sebagai Nyonya Pras kedua. Hal tersebut membuat Arini tahu bahwa suaminya telah
menikah lagi. Dalam novel tersebut Arini banyak memiliki nilai-nilai karakter
positif yang dapat diimplikasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter dari
tokoh Arini akan dijelaskan di bawah ini.
- Religius
Religius dapat diartikan bersifat keagamaan. Latar
belakang tokoh Arini berasal dari agama Islam sehingga religius yang akan
dibahas juga seputar agama Islam. Karakter religius dapat diwujudkan dengan
taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah
dan menjauhi semua larangan Allah. Nilai karakter religius pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Kutipan
1
Dan bagi Arini
kalimat itu berarti: Sabar untuk tidak pacaran. Sabar menanti lelaki yang
mendekatinya dengan niat menikah dan bukan sekedar meraih kehangatan masa muda.
(Surga yang tak Dirindukan, 2014: 8).
Kutipan di atas menggambarkan Arini yang dengan
sabar menaati perintah agama untuk tidak berpacaran seperti kebanyakan remaja.
Dalam kutipan tersebut, Arini sabar untuk menanti lelaki yang mendekatinya
dengan niat menikah dan bukan hanya meraih kehangatan masa muda saja. Arini
adalah orang yang sangat menaati perintah agama dalam hubungan antara lelaki
dan perempuan. Dalam agama Islam tidak mengenal budaya pacaran dan Arini sangat
mematuhi hal itu. Jadi, kutipan di atas menunjukkan karakter Arini yang
religius.
Kutipan
2
Arini percaya
takdir. Dengan keyakinan itu dia telah melewati ribuan hari. Kadang memang
keingintahuannya menggelitik. Pangeran mana yang akan Allah kirimkan padanya,
bila memang kesempatan itu ada sebelum dia menjadi tawanan kematian? (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 9).
Karakter religius dalam tokoh Arini juga dapat
dilihat dari kutipan 2 yang menceritakan Arini percaya kepada takdir Allah.
Arini yakin bahwa Allah akan mengirimkan pasangan hidup untuknya tanpa harus
pacaran terlebih dahulu. Hal tersebut Arini lakukan semata-mata untuk menjadi
muslimah yang bertaqwa. Arini ingin menjadi orang yang melakukan perintah Allah
dan menjauhi larangan-larangan Allah.
Kutipan
3
Arini
menggeleng. Si sulung kontan menghentikan aksi teror bantal ke adiknya. “Kalian
sholat sama-sama, lalu kita makan, ya?” (Surga
yang tak Dirindukan, 2014: 13).
Kutipan 3 menunjukkan Arini mendidik anaknya sesuai
dengan agama Islam. Kutipan tersebut menceritakan tentang Arini yang
memerintahkan anak-anaknya agar sholat sama-sama atau berjamaah. Hal tersebut
menunjukkan sebagai seorang ibu Arini mendidik anaknya untuk menjadi anak yang
sholeh dan sholihah. Arini menanamkan pilar-pilar agama Islam pada
anak-anaknya. Jadi, kutipan di atas menggambarkan karakter Arini yang religius.
Kutipan
4
Dia dan Pras
melakukan sholat sunah berdua sehabis pernikahan sederhana itu. (Surga yang tak
Dirindukan, 2014: 29).
Karakter religius yang dimiliki Arini juga
dilukiskan pada kutipan di atas. Kutipan tersebut menceritakan bahwa Arini
orang yang melakukan ibadah-ibadah yang dianjurkan agama Islam. Arini tidak
hanya melakukan sholat wajib lima waktu tapi ia juga melakukan sholat sunah.
Hal ini membuktikan Arini memiliki karakter religius karena taat dengan
perintah Allah.
Kutipan 5
Allah, jangan
biarkan iman yang sedikit ini terampas waktu. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 91).
Kutipan di atas merupakan doa yang diungkapkan Arini
ketika ia melihat perubahan Lia yang sangat mengejutkan. Lia yang tadinya
perempuan sholihah kini tidak memakai jilbab lagi dan malah merokok. Hal itu
dilakukan Lia setelah bercerai dengan suaminya Benny karena Benny berselingkuh.
Arini menyadari Lia kecewa dengan kehidupannya tapi Arini masih tidak percaya
dengan hal yang dilihatnya itu. Arini mengucapkan doa pada kutipan di atas.
Arini ingin keimanannya tetap terjaga meski waktu terus berjalan. Doa Arini di
atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius karena ingin selalu beriman
kepada Allah.
Kutipan
6
Setelah semua
bakti itu, Arini merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi istri
yang sholihah. Dulu dikiranya itu cukup. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 110).
Sebagai istri yang baik, Arini selalu berusaha
maksimal untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Arini telah menjadi istri yang
baik bagi suaminya dan anak-anaknya. Arini berusaha menjadi istri yang
sholihah. Usaha Arini untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yang
sholihah. Jadi kutipan 6 menunjukkan Arini memiliki karakter religius.
Kutipan 7
Seperti bunga
rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Begitulah hati Arini. Allah…
desah Arini dengan lidah yang terasa kelu. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 226).
Kutipan di atas menceritakan hati Arini setelah
melihat Pras bersama dengan istri keduanya. Arini merasa sangat sedih dan tidak
berdaya. Ia mengumpamakan dirinya bagai bunga rumput yang diempaskan angin pada
musim kemarau. Hal itu berarti Arini sangat merasa kecewa dengan Pras. Namun
Arini tetap mengingat nama Allah walaupun dalam keadaannya yang sangat sedih
dan kecewa. Dalam keadaannya yang tak berdaya, Arini masih bisa menyebut nama
Allah meski lidahnya terasa kelu karena masalah besar yang ia hadapi. Hal
tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki karakter religius.
Kutipan 8
Beberapa saat
ibu dan anak hanya bertatapan sampai Arini terhenyak bangkit dari tempat duduk
dan berlari ke belakang rumah. Memandang anak-anaknya lekat, dengan mata
berkaca yang dirambati syukur. (Surga
yang tak Dirindukan, 2014: 256).
Kutipan di atas menggambarkan Arini yang bersyukur
karena memiliki anak-anak yang sangat ia sayangi. Rasa syukur merupakan wujud
terima kasih kepada Allah atas semua hal yang telah diberikan Allah. Arini
bersyukur sampai matanya berkaca-kaca karena menyadari karunia Allah begitu
indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arini memiliki karakter religius.
Kutipan 9
Arininya
sholihah. Sholat malamnya rajin. Puasa Senin-Kamis pun rutin. Hari-harinya
hanya terisi kesibukan menulis di rumah dan sesekali mengisi seminar. Bahkan
hendak pergi ke pasar, atau mengajak anak-anak ke rumah saudara, perempuan itu
selalu meminta izinnya. (Surga yang
tak Dirindukan, 2014: 269)
Kutipan di atas Arini seorang wanita sholihah yang
rajin sholat malam dan puasa Senin-Kamis. Sebagai seorang istri, Arini selalu
meminta izin kepada suaminya saat ia ingin keluar rumah. Hal tersebut
membuktikan Arini menjalankan kewajibannya sebagai istri sesuai dengan hukum
agama Islam. Jadi kutipan di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius.
- Peduli
Lingkungan
Peduli terhadap lingkungan merupakan saah satu
nilai-nilai karakter yang memiliki relevansi terhadap pembelajaran. Peduli
lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan
lingkungan di sekitar kita. Peduli lingkungan diperlukan untuk hidup sehat dan
terhindar dari berbagai bencana. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter
peduli lingkungan dalam novel Surga yang
tak Dirindukan karya Asma Nadia.
Arini terpaku di
tempatnya. Pelan, matanya menelusuri kamar yang didominasi warna putih. Tempat
tidur, lampu meja, lemari dan gorden di kamar itu yang senada itu dulu tampak
sempurna di matanya. Dengan tangannya pula ia selalu menjaga kebersihan dan kerapian
kamar, meski tiga anaknya tak jarang memberi pekerjaan ekstra karena kesukaan
mereka mengekspansi tiap sudut rumah. (Surga
yang tak Dirindukan, 2014: 3).
Kutipan di atas menunjukkan Arini peduli terhadap
lingkungan tempat tinggalnya. Arini selalu menjaga kebersihan dan kerapian
kamarnya. Sebagai ibu rumah tangga, Arini sangat rajin karena menata dan
membersihkan kamarnya dengan tangannya sendiri. Hal yang dilakukan Arini
tersebut menunjukkan Arini memiliki karakter peduli lingkungan.
- Kreatif
Kreatif dapat berarti memiliki daya cipta atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Orang yang kreatif akan
melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. Dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia, karakter kreatif dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Melewati
tahun-tahun pernikahan, dia tak pernah menyesali satu hari pun. Istrinya
cantik, berprestasi pula. Akhir-akhir ini makin sering Arini menerima undangan
untuk bicara dalam forum-forum kepenulisan. Beberapa peghargaan tingkat
nasional pun sering diraih. (Surga
yang tak Dirindukan, 2014: 37).
Kutipan di atas menceritakan bahwa Arini adalah
seorang penulis. Pras menceritakan karir Arini sebagai penulis dalam kutipan di
atas. Arini berprestasi di dunia kepenulisan. Arini juga menerima beberapa
penghargaan tingkat nasional untuk karya-karyanya. Karya-karya Arini ini
membuktikan bahwa Arini orang yang kreatif. Arini orang yang mampu menghasilkan
suatu karya bahkan sampai mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Dari
kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Arini memiliki karakter kreatif.
- Peduli
Sosial
Manusia adalah makhluk sosial karena tidak dapat
hidup sendiri. Manusia hidup dengan bantuan orang lain. Setiap manusia selalu
berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Peduli sosial merupakan salah satu
karakter yang sangat bagus diterapkan oleh peserta didik. Peduli sosial dapat
diwujudkan dengan tolong menolong antar sesama, peduli terhadap perkembangan masyarakat
dan peduli terhadap interaksi sosial yang dilakukannya. Karakter peduli sosial
dalam novel Surga yang tak Dirindukan
karya Asma Nadia terdapat pada kutipan berikut ini.
Seperti yang
sudah-sudah, Arini tidak tega menolak Ina yang nyaris setiap bulan datang untuk
meminjam sejumlah uang. (Surga yang
tak Dirindukan, 2014: 149-150).
Kutipan di atas menceritakan Arini seorang ibu rumah
tangga yang baik hati. Ia peduli terhadap tetangganya Ina yang selalu
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ina serba kekurangan karena
suaminya menikah lagi dan tidak mengurus dirinya dan anak-anaknya. Arini merasa
kasihan dan peduli terhadap Ina sehingga saat Ina dating pada Arini untuk
meminjam uang, Arini memberikan pinjaman itu. Arini menunjukkan sikap peduli
terhadap Ina. Hal tersebut membuktikan Arini memiliki karakter peduli sosial.
- Cinta Damai
Cinta dapat diartikan suka
sekali atau sayang benar. Karakter cinta damai juga dimiliki oleh tokoh Arini
dalam novel Surga yang tak Dirindukan
karya Asma Nadia. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter cinta damai
yang ada dalam novel tersebut.
Arini telah
menjelma sosok populer yang lebih membanggakan. Sementara sebagai ibu, Arini
selalu penuh kasih sayang dan menyenangkan bagi ketiga anak mereka. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 37).
Kutipan di atas menceritakan Arini yang selalu penuh
kasih sayang dan menyenangkan bagi ketiga anaknya. Arini adalah ibu yang sangat
mencintai anak-anaknya. Rasa cinta Arini terhadap anak-anaknya ini menunjukkan
Arini memiliki karakter cinta damai.
- Toleransi
Toleransi
diartikan dengan bersikap atau bersifat toleran. Toleran artinya bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri. Karakter toleransi pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia dapat diketahui dari kutipan berikut ini.
Kutipan 1
“Bukan hanya
omongan orang. Kamu masih berprasangka baik seperti biasa, Rin. Dunia kita
bukan dongeng.” (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 90).
Kutipan 1 menggambarkan bahwa Arini orang yang
selalu berprasangka baik. Arini tidak pernah menghakimi orang lain secara
sepihak. Arini juga menghargai orang lain dan ia tidak sombong sehingga ia
selalu berprasangka baik kepada orang lain. Berprasangka baik kepada setiap
orang ini membuktikan Arini memiliki karakter toleransi.
Kutipan
2
Arini yang aku
kenal dengan cerita-cerita Pras memang bukan seorang pemarah. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 276).
Kutipan 2 menceritakan Arini bukan seorang pemarah.
Arini mampu bersikap toleransi kepada orang lain sehingga ia tidak mudah marah
kepada orang lain. Orang yang tidak memiliki karakter toleransi akan mudah
marah, sedangkan Arini tidak mudah marah. Arini bukan seorang pemarah sehingga
Arini memiliki nilai karakter toleransi.
Kutipan
3
Arini berusaha
sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan
perempuan yang terbiasa mengekspresikan kemarahannya. Apalagi mengumbarnya
dengan cara tidak terpelajar. (Surga
yang tak Dirindukan, 2014: 279).
Kutipan 3 menceritakan perasaan marah Arini saat ia
menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut
suaminya tersebut. Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan
kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal
tersebut membuktikan bahwa Arini masih memiliki nilai karakter toleransi meski
dengan musuhnya sendiri.
- Tanggung
Jawab
Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap
perannya masing-masing. Orang tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan
baik. Berikut ini kutipan novel Surga
yang tak Dirindukan karya Asma Nadia yang memuat nilai karakter tanggung
jawab.
Semula Arini
ingin melabrak Pras. Mencaci maki, memukul dan menendangnya kalau perlu. Tapi
dia seorang istri. Dan sejak kecil Arini melihat betapa hormat ibu kepada
bapak. Ibu tidak pernah merengut, marah apalagi berkata kasar. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 107).
Kutipan di atas menceritakan keingin Arini yang
ingin melabrak Pras karena Pras memiliki istri lagi. Namun keinginan itu ia
urungkan karena mengingat tanggung jawab seorang istri. Tanggung jawab seorang
istri adalah merawat suaminya dan menghormai suaminya. Arini mempelajari itu dari
ibunya yang tidak pernah merengut, marah, apalagi berkata kasar pada bapaknya.
Tindakan Arini yang menjaga tanggung jawabnya itu membuktikan Arini memiliki
karakter tanggung jawab.
- Kerja Keras
Kerja keras dapat diartikan suatu usaha yang
dilakukan dengan pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Kerja keras juga dapar
diwujudkan dengan berusaha
sunggung-sungguh dan tak henti-henti. Karakter kerja keras pada tokoh Arini di
novel Surga yang tak Dirindukan karya
Asma Nadia dapat diketahui melalui kutipan berikut.
Arini bangkit
dari keterpurukan. Perempuan itu mulai mengetik lagi, jemarinya bermain cepat
di atas keyboard. Meski kisah-kisah yang tulisnya tak lagi berakhir bahagia. (Surga yang tak Dirindukan, 2014: 115).
Kutipan di atas menceritakan Arini yang bangkit dari
keterpurukannya karena merasa sedih dan kecewa dengan perilku Pras. Namun Arini
masih bisa bangkit dari keterpurukan itu. Ia tetap berkarya dengan melanjutkan
pengetikan novel yang ia buat. Meski kisah-kisah yang Arini tulis tidak berakhir
bahagia, ia tetap melanjutkan karyanya itu. Hal tersebut membuktikan bahwa
Arini memiliki nilai karakter kerja keras.
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa dalam novel Surga yang tak
Dirindukan karya Asma Nadia terdapat beberapa nilai karakter yang relevan
dengan pembelajaran. Nilai karakter tersebut meliputi religius, peduli
lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab dan
kerja keras. Selain itu, penulis juga menyimpulkan bahwa nilai karakter yang
paling dominan dalam novel Surga yang tak
Dirindukan karya Asma Nadia adalah nilai religius.
- Relevansinya
pada Pembelajaran Novel Surga yang
tak Dirindukan karya Asma Nadia Kelas XII SMA
Relevansi pembelajaran novel di SMA kelas XII ada di semester
dua. Pada Kurikulum 2013, pembelajaran novel salah satunya Kompetensi Dasar 3.1
yang berbunyi “Memahami struktur
dan kaidah teks novel baik melalui lisan maupun tulisan.”
dan 4.1 yang berbunyi “Menginterpretasi
makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan”. Dengan adanya
KD tersebut, guru dapat memanfaatkan novel Surga
yang tak Dirindukan karya Asma Nadia sebagai bahan pembelajaran. Novel
tersebut memiliki banyak nilai karakter dibawahnya. Nilai-nilai karakter
tersebut dapat dicontoh oleh siswa.
Implementasi pembelajaran novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia dapat diwujudkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilakukan guru. Berikut ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari KD 3.1
dan 4.1 Kurikulum 2013 yang merupakan aplikasi pembelajaran novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia.
RANCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XII
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 4 minggu x 4 jam pelajaran
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 :
|
Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
|
KI 2 :
|
Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
KI 3 :
|
Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
|
KI 4 :
|
Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
|
B.
KOMPETENSI
DASAR
1.2
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya
sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis
informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/ opini, dan novel.
2.5
Menunjukkan
perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa
Indonesia untuk memahami dan menyajikan novel.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui
lisan maupun tulisan.
4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan
maupun tulisan.
C.
INDIKATOR
1.
Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui
lisan maupun tulisan.
2.
Menginterpretasi makna teks novel baik melalui lisan
maupun tulisan.
D.
TUJUAN
1.
Siswa mampu memahami struktur dan kaidah teks novel
baik melalui lisan maupun tulisan.
2.
Siswa mampu menginterpretasi makna teks novel baik
melalui lisan maupun tulisan.
E.
MATERI
PEMBELAJARAN
1.
Struktur dan kaidah teks novel
2.
Unsur intrinsik
F. PENDEKATAN, METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan
: Scientific
Metode : Penugasan, tanya jawab, dan ceramah
Model : Jigsaw
G.
MEDIA,
ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Media : LCD, laptop
Bahan :
Novel Surga yang tak Dirindukan karya
Asma
Nadia
Sumber belajar :
internet dan buku paket Bahasa Indonesia kelas
XII
H.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Bagian
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
a.
Mengajak
semua siswa berdo’a .
b. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
c. Menjelaskan kompetensi dasar yang ingin dicapai
dalam pembelajaran
|
10 menit
|
Inti
|
Mengamati:
a.
Membaca teks tentang struktur
dan kaidah teks novel.
b. Mencermati
uraian yang berkaitan dengan struktur
dan kaidah teks novel yang disajikan guru.
|
35 menit
|
Menanya:
a. Guru
dan siswa bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.
b. Guru
memberikan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.
|
20 menit
|
|
Mengeksplorasi:
a. Guru
memberi tugas siswa untuk membaca novel yang berjudul Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia.
b. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang untuk
melakukan model pembelajaran jigsaw.
c. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda berikut ini.
1) Tokoh
2) Alur
3) Latar
dan Sudut Pandang
4) Tema,
Amanat dan Nilai Karakter
d. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan dan mencarinya dari
novel yang berjudul Surga yang tak
Dirindukan karya Asma Nadia.
|
25 menit
|
|
Mengasosiasikan:
a. Anggota
dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian mereka.
b. Siswa
mendiskusikan hasil temuan mereka pada novel yang berjudul Surga yang tak Dirindukan karya Asma
Nadia.
|
30 menit
|
|
Mengomunikasikan:
a.
Setelah selesai diskusi sebagai
tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan
kepada teman satu tim mereka tentang bagian yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
b.
Perwakilan kelompok merangkum
hasil belajar mereka dan membacakannya di depan kelas.
c.
Siswa lain memberikan tanggapan
dan saran untuk kelompok yang maju.
|
25 menit
|
|
Penutup
|
a.
Bertanya
jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
b.
Melakukan
penilaian hasil belajar
c.
Mengajak
semua siswa menutup pembelajaran dengan berdo’a
|
15 menit
|
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Sikap
Spiritual
a.
Teknik
Penilaian : Observasi
b.
Bentuk
instrument : Lembar Observasi
c.
Kisi-kisi :
Lembar Observasi
Sikap Spiritual
No.
|
Sikap/Nilai
|
Indikator
|
1
|
Mensyukuri
anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai
sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/ opini, dan
novel.
|
Mensyukuri anugerah
Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
|
Menggunakan bahasa
Indonesia sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan
menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/ opini, dan novel.
|
2. Penilaian Sikap
a.
Teknik
Penilaian : Observasi
b.
Bentuk
instrument : Lembar Observasi
c.
Kisi-kisi :
Lembar Observasi
Sikap Sosial
No
|
Sikap/
Nilai
|
Indikator
|
1
|
Jujur
|
Menunjukkan
perilaku tidak berbohong pada kegiatan mengartikan kata sulit, menemukan
pesan, menyusun pesan
|
Berperilaku
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik
terhadap diri dan pihak lain.
|
||
2
|
Tanggung jawab
|
Berperilaku
selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik pada kegiatan
pembelajaran teks novel.
|
Berperilaku
selalu menyelesaikan tugas dengan data atau informasi yang dapat dipercaya
pada kegiatan pembelajaran teks novel.
|
||
3
|
Santun
|
Menggunaakan pilihan kata,
ekspresi, dan gesture santun.
|
Berperilaku
yang menunjukkan sifat halus dan baik dari sudut pandang bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.
|
3. Pengetahuan
a.
Teknik
Penilaian : Tes Tertulis
b.
Bentuk
instrumen : Uraian
c.
Kisi-kisi :
No.
|
Indikator
|
1.
|
Menjelaskan
struktur dan kaidah teks novel.
|
2.
|
Menganalisis unsur
intrinsik pada novel Surga yang tak
Dirindukan.
|
4. Keterampilan
a.
Teknik
Penilaian : Unjuk
Kerja
b.
Bentuk
instrument : Produk
c.
Kisi-kisi
No.
|
Indikator
|
|||
1
|
Membuat
laporan tertulis tentang pembelajaran jigsaw yang telah dilakukan.
|
|||
2
|
Mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
|
|||
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Umi Faizah, M. Pd.
|
Purworejo, 11 Mei 2015
Mahasiswa
Kartikasari Fadillah
NIM 122110074
|
|||
IV. PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah ditemukannya
nilai-nilai karakter tokoh utama pada Novel Surga
yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Nilai-nilai karakter yang ditemukan
dalam novel tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli
sosial, cinta damai, toleransi, tanggung jawab, dan kerja keras. Nilai-nilai
karakter tersebut dapat diimplementasikan pada pembelajaran SMA kelas XII
semester satu dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks novel baik melalui
lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan
maupun tulisan. Relevansi pembelajaran nilai-nilai karakter pada
novel tersebut tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan KD
3.1 dan 4.1.
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Balitbang Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemdiknas Balitbang
Puskur.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character:
How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam
Books.2004.
Asep
Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
--------------.
(2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Makalah Pelatihan
Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Cece
Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.
Novel ini menarik..
ReplyDeleteSilahkan kunjungi juga blog baca novel kekuatan harvey york untuk bangkit gratis